Jakarta (ANTARA News)- Pengamat ekonomi dari Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, mengatakan Indonesia perlu memiliki semacam dana yang disebut "Sovereign Wealth Fund" (SWF) yang memiliki fungsi stabilisasi, investasi, maupun tabungan untuk mengantisipasi gejolak ekonomi global. "Namun SWF harus jelas misinya dan suatu tim yang memiliki otoritas yang tinggi perlu dibentuk," kata Fauzi Ichsan di Jakarta, Senin. Sebelumnya Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI) Miranda Swaray Goeltom mengatakan perlunya keberadaan semacam dana yang disebut "sovereign wealth fund" (SWF). "Keberadaaan SWF sangat relevan dengan tantangan ekonomi global bagi perekonomian Indonesia dalam bentuk ketidakpastian yang semakin tinggi, terutama di sektor keuangan, katanya. Ia mengatakan BI sendiri memiliki cadangan dana sebesar 55 juta dolar AS ditambah dengan dana-dana nganggur yang belum dimanfaatkan. Jadi pada prinsipnya dana yang nganggur harus digunakan untuk kepentingan negara. "SWF ini harus dibentuk, karena melihat gejolak ekonomi global yang tidak pasti, sehingga diperlukan dana untuk dapat mengantisipasinya," katanya. Menurut dia, gejolak kenaikan harga minyak yang mendekati level 100 dolar AS per barel, dimana kenaikan tersebut lebih didorong oleh unsur ekspektasi dan spekulasi pasar keuangan internasional. Indonesia yang memiliki keunggulan dan kelimpahan komoditas untuk ekspor sangat rentan terhadap perkembangan terakhir di pasar internasional itu, katanya. "Karena itu, pemerintah bersama dengan bank sentral harus mulai menyusun rencana konkrit pembentukan SWF," ujarnya. Menurut dia, pengelola SWF sebaiknya adalah badan otonom resmi pemerintah yang khusus dibentuk dengan dasar kerja seperti layaknya lembaga keuangan internasional modern. Negara-neara yang telah mulai membentuk SWF antara lain Uni Emirat Arab, Singapura, Brunei, Malaysia, Taiwan, Kanada, dan lainnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007