Saat ini telah terpasang satu mesin pemindai suhu badan di masing-masing terminal Bandar Udara Internasional Juanda untuk memindai para penumpang guna mengantisipasi penyebaran penyakit virus Monkeypox melalui bandara.
Sidoarjo (ANTARA) - Bandar Udara Internasional Juanda bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya memperketat pemantauan dan pengawasan penumpang yang baru datang dari luar negeri di Terminal 2 dan Terminal 1 sebagai antisipasi masuknya virus Monkeypox (MPXV) atau virus cacar monyet.

General Manager Bandara Internasional Juanda Surabaya Heru Prasetyo saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Jumat (17/5) mengatakan, pihaknya memfasilitasi KKP Kelas I Surabaya untuk membantu monitoring penumpang yang baru turun dari pesawat, terutama untuk kedatangan dari luar negeri.

"Pemantauan dan pengawasan penumpang dilakukan dengan menggunakan alat pemindai suhu badan," katanya di Sidoarjo.

Ia mengemukakan, bandara sebagai gerbang pergerakan orang dan barang tentu mengantisipasi fenomena importasi penyakit Monkeypox.

"Saat ini telah terpasang satu mesin pemindai suhu badan di masing-masing terminal Bandar Udara Internasional Juanda untuk memindai para penumpang guna mengantisipasi penyebaran penyakit virus Monkeypox melalui bandara," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Muhammad Budi Hidayat menambahkan bahwa "thermal scanner" atau pemindai suhu badan yang terpasang akan mendeteksi secara langsung penumpang yang bersuhu badan lebih dari 37,5 derajat celcius.

"Kami memasang alat tersebut di terminal kedatangan internasional Bandar Udara Internasional Juanda untuk mendeteksi penumpang dengan suhu tidak normal atau lebih dari 37,5 derajat Celcius," katanya.

Menurut dia, jika terdapat penumpang dengan suhu tersebut akan segera dibawa menuju ruang isolasi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Jika telah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya adalah suspect Monkeypox maka akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya. KKP Surabaya,” kata Budi menambahkan.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019