Berbelanja secukupnya sehingga stock dan harga barang di pasar stabil.
Manokwari (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat Donny Heatubun mengajak masyarakat bijak dalam berbelanja agar tidak memicu inflasi berlebihan menjelang hari raya Idul Fitri.

"Menjelang hari raya ada kecenderungan masyarakat berbelanja barang dengan jumlah banyak. Mereka khawatir akan terjadi kenaikan kalau tidak segera membeli," kata Donny di Manokwari, Kamis (23/5).

Menurut dia, perilaku seperti itu kurang tepat karena akan berdampak pada psikologi perdagangan. Ia berharap berbelanja secukupnya sehingga stock dan harga barang di pasar stabil.

"Tidak perlu takut, seakan besok pasar akan tutup. Perilaku seperti itu justru akan memicu kenaikan harga, karena pedagang berfikir seberapa pun besarnya harga yang mereka terapkan pasti barang akan habis dibeli," katanya.

Menurut dia, pemerintah baik pusat maupun daerah sudah berusaha maksimal agar stok bahan pokok dan bahan pendukung stabil selama Ramadhan hingga setelah hari raya.

"Seperti bawang putih yang saat ini sedang mengalami gejolak. Pemerintah pusat sudah membuka kran impor. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan," katanya lagi.

Ia menambahkan, perilaku konsumen sangat berpengaruh terhadap penerapan harga yang berlaku di pasar. Masyarakat sebaiknya bijak dalam belanja.

Pada kesempatan sebelumnya ia menyebutkan, BI memprediksi inflasi Papua Barat pada Mei dan Juni tidak akan signifikan, meskipun terjadi kenaikan pada sejumlah komoditas pangan.

"Papua Barat berturut mengalami deflasi dari bulan Februari sampai dengan April. Menjelang lebaran ini kalau pun terjadi inflasi mudah-mudahan tidak terlalu tinggi," katanya.

Di penghujung tahun 2019, pihaknya memproyeksikan inflasi Papua Barat berada pada kisaran 3 persen. Turun dari tahun 2018 yang berada diatas 5 persen.

Pewarta: Toyiban
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019