Lumayan, bisa dapat sedikit lebih banyak untuk dijual lagi,
Jakarta (ANTARA) - Botol plastik kemasan air mineral terlihat bertumpuk rapi di sisi trotoar samping Patung Arjuna Wijaya, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat malam dimana para polisi sedang bersiaga di sana.

Ya, botol-botol itu pun kemudian dengan sabar dipisahkan antara label dengan kemasannya oleh seorang pria berbaju abu-abu dan bertopi biru muda yang cukup lusuh itu.

"Lumayan, bisa dapat sedikit lebih banyak untuk dijual lagi," kata pemulung bernama Marja yang mengaku berasal dari Cakung, Jakarta Timur.

Pria berusia 65 tahun ini mengaku sengaja datang ke lokasi ini, karena melihat peluang untuk mengumpulkan sampah plastik yang dapat dijual kembali, guna menambah pundi-pundi rupiah di kantongnya.

Ia mengungkapkan bisa menjual satu karung besar berisi botol-botol minuman kemasan bekas para polisi maupun massa yang berdatangan ke lokasi tersebut. Satu kilo gram botol bekas yang ia berikan ke pengepul dihargai sekitar Rp3.000 hingga Rp4.000.

"Kalau sehari-hari, pas sepi ya dapatnya cuma sekitar Rp50 ribu. Mungkin kalau lagi banyak seperti hari ini bisa dapat Rp100 ribuan, lah," katanya sembari memasukkan beberapa gelas air mineral ke dalam karung besar miliknya.

Tak lama, ia kemudian meletakkan karung di atas pundaknya dengan tangan yang sedikit bergetar. Jika dilihat dari besarnya karung yang dibawa terlihat cukup berat untuk diangkut pria seusianya.

Di sela-sela usahanya menyeimbangkan dirinya dengan karung putih yang ia coba angkut, Marja lalu bercerita mengenai harapannya pascakericuhan yang sempat terjadi pada Selasa (21/5) dan Rabu (22/5) lalu.

"Ya jujur saja saya senang bisa dapat tambahan (penghasilan) sedikit-sedikit karena ini, tapi ya gimana pun saya lebih senang kalau tidak ada ribut-ribut lagi," ujarnya.

Persatuan usai Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, lanjut Marja merupakan hal yang penting dan harus dijaga seluruh warga negara Indonesia.

"Ya maksud saya, yang menjaga bukan hanya tugas pak polisi dan TNI saja, saya juga, kita juga," tambahnya.

Tak lama, Marja lalu melangkahkan kakinya sedikit demi sedikit dan bertolak ke pengepul langganannya. Tak lupa, ia menyempatkan diri menyapa para polisi yang sedang duduk dan bercengkrama santai di dekatnya.

"Pamit dulu, pak. Paling nanti saya datang lagi," canda dia disambut tawa dan acungan jempol polisi lainnya, mengiyakan ucapan pemulung tersebut.

Pewarta: Dea N. Zhafira/Bayu Kuncahyo
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019