Ubud, Bali (ANTARA) - Desa Peliatan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, bisa menjadi teladan dalam mengelola Dana Desa untuk usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan administrasi yang baik.

Tahun 2018, desa itu mendapat penghargaan sebagai desa terbaik di wilayah Provinsi Bali dengan indeks desa membangun (IDM) tertinggi. Penilaian IDM mencakup komponen Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan

Kepala Desa Peliatan I Made Dwi Sutaryantha mengemukakan bahwa kucuran Dana Desa dari pemerintah membawa banyak perubahan positif di desanya.

Sekitar Rp1 miliar dana desa yang telah diterima, menurut dia, sebagian besar digunakan untuk pembangunan infrastruktur ekonomi, dan sekitar Rp600 juta untuk mendukung upaya penguatan sosial ekonomi dan pelestarian adat serta budaya.

Di samping untuk membangun infrastruktur dan memperkuat sektor pariwisata, aparat Desa Peliatan menggunakan dana desa untuk melestarikan adat dan budaya.

Contohnya, pada perayaan ulang tahun Kota/Kabupaten Gianyar ke-248, Kecamatan Ubud meminta Desa Peliatan menjadi wakil dalam pawai budaya. Sebanyak 750 seniman, termasuk penari dan penabuh berkualitas, dikerahkan untuk pawai itu.

"Nah, dalam proses latihan dan persiapan menggunakan dana desa," kata Dwi Sutaryantha.
 
Kepala Desa Peliatan I Made Dwi Sutaryantha. (Dokumentasi Pribadi)


Usaha Mikro

Selain itu, Desa Peliatan juga memanfaatkan dana desa untuk memodali kegiatan dan inovasi usaha warga. Sekitar Rp150 juta dari Rp1 miliar dana desa yang setiap tahun diterima dititipkan ke BUMDes untuk disalurkan sebagai modal usaha mikro bagi warga yang membutuhkan.

"Jadi kami serahkan Rp150 juta kepada BUMDes untuk dikelola dan disalurkan sebagai modal usaha mikro bagi warga Desa Peliatan," kata Dwi Sutaryantha.

Setelah menerima dana desa sebesar Rp150 juta, Direktur BUMDes Peliatan Dewa Sumbawa membentuk unit usaha peminjaman dan menyalurkan dana tersebut kepada pedagang di pasar Peliatan dan pasar kuliner di seberang kantor Desa Peliatan yang membutuhkan tambahan modal.

Hampir semua pedagang di pasar Peliatan menerima pinjaman modal usaha tersebut, demikian pula para pedagang kuliner. Masing-masing pedagang menerima pinjaman modal senilai Rp1 juta dengan bunga rendah. “Jauh di bawah bunga bank dan rentenir,” kata Dewa Sumbawa.

Pinjaman itu antara lain diberikan kepada pedagang kebutuhan upacara, pedagang makanan kecil, pedagang sayuran, pedagang buah-buahan, pedagang nasi Jinggo, pedagang nasi campur, pedagang bubur Bali, dan penjual sate.

Dengan pinjaman modal dari BUMDes, para pedagang bisa mengembangkan usaha mereka.

Menumbuhkan Inovasi

Desa Peliatan juga menggunakan dana desa dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk membenahi infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi, termasuk jalan desa.

Peliatan, yang berada sekitar dua kilometer dari pusat Kota Ubud, destinasi wisata utama di Kabupaten Gianyar, industri pariwisatanya sudah berkembang pesat.

Desa Peliatan sudah menjadi salah satu objek wisata populer yang masuk dalam agenda perjalanan wisatawan di Pulau Dewata.

Selain beralam indah, Desa Peliatan dalam perjalanannya ke arah modernisasi tetap mempertahankan tata cara hidup dan budaya tradisional dan itu menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati budaya, tradisi, seni dan sejarah.

Guna mendukung perkembangan sektor pariwisata, Desa Peliatan memanfaatkan sebagian besar dana desa yang diterima dari pemerintah untuk memperbaiki jalan dan mempercantik jalan desa.

"Jalan-jalan dibuatkan taman dan saluran air yang bersih sehingga membuat nyaman turis jika berjalan-jalan di daerah desa kami," kata Kepala Desa Peliatan I Made Dwi Sutaryantha.

Perbaikan jalan dilakukan dengan melibatkan warga miskin. Warga desa menikmati dana desa dengan cara bekerja dan bergotong royong memperbaiki jalan desa dan infrastruktur ekonomi desa. Setelah jalan-jalan desa bagus, usaha penginapan tumbuh di desa itu.

Saat ini sudah ada sekitar 10 penginapan baru yang menyediakan puluhan kamar untuk para turis. Selama dua tahun belakangan ini, kebanyakan turis asing yang memanfaatkan penginapan milik warga Desa Peliatan.

Pertumbuhan usaha penginapan di desa itu melahirkan usaha pendukung seperti penatu, rumah makan, dan penyewaan sepeda motor, kata I Made Sadsiyasa Astawa, Kelian Banjar Peliatan.

"Dana desa yang dimanfaatkan untuk perbaikan infrastruktur ekonomi seperti jalan desa memberikan dampak yang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Peliatan," kata Made Sadsiyasa Astawa.

Jalan yang sudah bagus, nyaman dan asri juga menimbulkan budaya bersih. Para perajin patung yang sebelumnya biasa membuang sampah di pinggir jalan kini tidak lagi melakukannya karena malu dengan para turis.

Desa Peliatan selanjutnya akan menggunakan dana desa untuk menyelenggarakan pelatihan menyiapkan sarapan dan merapikan kamar penginapan bagi warga miskin guna menopang pertumbuhan bisnis penginapan.

Aparat Desa Peliatan berusaha mengelola dana desa secara transparan dan mendorong keterlibatan warga untuk memberikan masukan mengenai pemanfaatannya.

Sebagaimana desa-desa lain di Bali, Desa Peliatan selalu menampilkan rincian penggunaan dana desa dalam baliho besar yang dipasang di beberapa titik perempatan jalan raya sehingga masyarakat dapat melihat penggunaannya.

"Kami melakukan rapat berkali-kali dengan masyarakat tentang pemanfaatan dana desa. Biasanya ada 20-30 warga yang hadir dalam rapat. Keterbukaan dalam pengelolaan Dana Desa sangat penting dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Jika sudah percaya maka akan mudah menggerakkan partisipasi mereka," demikian Kepala Desa Peliatan I Made Dwi Sutaryantha.

Baca juga: Desa Jayagiri berinovasi kembangkan wisata unggulan
Baca juga: Rambipuji berinovasi menuju desa wisata

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019