Jakarta (ANTARA) - Jumlah penumpang di Terminal Bus Jatijajar, yang merupakan terminal baru di Depok, Jawa Barat, mengalami lonjakan hingga 80 persen pada H-7 Lebaran 2019.

"Sebelum bulan puasa memang sepi, tapi sekarang Alhamdulillah penumpang meningkat hingga 80 persen," ujar Kepala Tata Usaha Terminal Bus Jatijajar, Dodi M.S, saat ditemui ANTARA di Terminal Bus Jatijajar, Depok, Jawa Barat, Rabu.

Dodi menuturkan, sejak diresmikan pada September 2018 lalu, jumlah calon penumpang di Terminal Bus Jatijajar memang relatif sepi, hanya sekitar 100 sampai 150 orang per hari.

Namun, pada bulan Ramadhan, terutama memasuki H-10 lebaran, jumlah calon penumpang melonjak cukup drastis, yakni mencapai 800 calon pemudik.

Menurut Dodi, lonjakan tersebut terjadi karena seluruh bus antarkota antarprovinsi di kawasan Depok yang sebelumnya di Terminal Depok atau terminal-terminal bayangan, kini telah diintegrasikan secara terpadu di Terminal Bus Jatijajar.

"Jadi mau tidak mau pemudik yang berada di Depok dan sekitarnya, naiknya, ya, dari terminal sini," kata Dodi.

Lebih lanjut Dodi mengatakan saat ini armada bus yang tersedia di Terminal Bus Jatijajar berjumlah sekitar 358 bus, terdiri dari 284 bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan 74 bus antarkota dalam provinsi (AKDP), yang berasal dari 54 perusahaan otobus (PO Bus).

Dodi sendiri memperkirakan puncak arus mudik di Terminal Bus Jatijajar akan terjadi pada H-5 Lebaran, bertepatan dengan dimulainya libur Lebaran yang ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan pantauan ANTARA, pada H-7 Lebaran (Rabu, 29 Mei 2019), ratusan pemudik nampak memenuhi area ruang tunggu Terminal Bus Jatijajar. Kebanyakan dari mereka merupakan pemudik yang menuju daerah-daerah di Pulau Sumatera, seperti Sumatera Barat dan Lampung.

"Kalau pagi memang banyak yang asal Sumatera, kalau sore sampai malam baru yang Jawa Tengah atau Jawa Timur," ucap Dodi.

Salah seorang pemudik, Azis, mengatakan lebih memilih menggunakan bus untuk mudik karena harga tiket yang ditawarkan lebih terjangkau dibandingkan moda transportasi lainnya, terutama pesawat udara.

"Kalau pesawat saya kena Rp1,5 juta sampai Rp2 juta, kalau bus cuma Rp600 ribu. Jauh lebih hemat walaupun perjalanan yang ditempuh akan lebih lama," ujar pemudik asal Padang, Sumatera Barat, tersebut.*


Baca juga: Dishub Jabar: Tol Cisumdawu jadi jalur alternatif mudik Lebaran

Baca juga: Potensi titik kemacetan disebut Dishub Jabar ada di 21 pasar tumpah

 

Pewarta: Fathur Rochman, Suryanto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019