Hong Kong (ANTARA) - Usai dibebaskan dari penjara pada Senin, aktivis demokrasi Hong Kong, Joshua Wong, berjanji untuk bergabung dengan gerakan demonstrasi yang menuntut pemimpin kota itu, Carrie Lam, untuk mundur dari jabatannya atas perkara Rancangan Undang-undang (RUU) Ekstradisi yang kontroversial.

Pembebasan Wong terjadi setelah panitia demonstrasi menyebut hampir dua juta orang yang berpakaian hitam-hitam turut serta dalam aksi pawai ke kantor pemerintahan Hong Kong pada Minggu (16/6).

"Saya akan ikut dalam perjuangan melawan kejahatan ini," kata Wong, yang juga merupakan salah satu pemimpin aksi massa "payung" pro-demokrasi   pada 2014.

Dia menambahkan, "saya percaya ini adalah waktu untuk dia, Carrie Lam si pendusta, untuk mundur."

Sebelum Wong dipenjara selama hampir lima pekan karena kasus penghinaan terhadap pengadilan, dia dan para pendukungnya sudah meminta pemerintah Hong Kong untuk membatalkan usulan RUU Ekstradisi.

Demonstrasi atas RUU Ekstradisi bisa disebut sebagai tantangan paling signifikan untuk hubungan China dengan Hong Kong sejak pengembalian wilayah itu oleh Inggris, 22 tahun silam.

Lam menangguhkan RUU Ekstradisi tersebut pada akhir pekan lalu, namun nasibnya belum pasti akan dibatalkan, kendati banyak perhatian tertuju pada status Hong Kong sebagai pusat ekonomi yang bisa terkikis akibat perubahan pada peraturan hukum itu.

Sumber: Reuters
Baca juga: Puluhan ribu orang dengan pakaian hitam tuntut Lam mundur
Baca juga: Hong Kong tutup kantor pemerintahan karena demonstrasi
Baca juga: Ribuan warga Hong Kong protes pemenjaraan aktivis

 

Penerjemah: Suwanti
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019