Beijing (ANTARA) - Pembunuhan seorang pengawas proyek di salah satu sekolah menengah di Kota Huaihua, Provinsi Hunan, China, terungkap setelah 16 tahun jasad korban ditimbun pelaku di bawah lapangan olahraga.

Pihak kepolisian Huaihua pada Minggu (23/6) malam telah berhasil mengidentifikasi mayat yang ditemukan di tertimbun di bawah permukaan lapangan olahraga di Sekolah Menengah 1 Xinhuang, Kota Huaihua, sebagai Deng Shiping.

Jasad tersebut diangkat dari bawah permukaan lintasan lari sekolah itu pada Rabu (19/6) malam.

Yang masih bisa diselamatkan hanya bagian kerangka dan potongan pakaian, demikian pernyataan pihak kepolisian Huaihua kepada media resmi setempat.

Pengangkatan jasad korban berdasarkan pengakuan seorang tersangka anggota geng kriminal Du Shaoping yang telah membunuh seorang pria bermarga Deng.

Menurut Du, pembunuhan itu dilakukan pada Januari 2003 dan jasadnya ditimbun di bawah lapangan olahraga sekolah tersebut.

Setelah polisi melakukan penyelidikan kasus itu, pejabat teras Kota Huaihua berjanji akan menyisir kasus-kasus lama untuk diproses secara hukum.

Kasus-kasus lama harus dipertanggungjawabkan di muka hukum, tidak peduli siapa pun itu, tegas Ketua Partai Komunis China Cabang Kota Huaihua Peng Guofu kepada media lokal.

Deng yang bertanggung jawab pada bagian kendali mutu bangunan lapangan olahraga pada saat itu berusia sekitar 50 tahun.

Dia menjadi target pembunuhan setelah menolak memberikan persetujuan atas kualitas proyek tersebut, demikian pernyataan putranya, Deng Lanbing, yang diunggah di Sina Weibo.

Deng Lanbing yang pada saat ayahnya dinyatakan hilang itu sedang berusia 15 tahun telah diambil sampel darahnya bersama anggota keluarga yang lain untuk membantu proses identifikasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian.

"Banyak yang lupa akan ayah saya yang ternyata jasadnya telah dikubur di bawah lapangan olahraga yang selama bertahun-tahun digunakan bermain oleh murid-murid," kata Deng Lanbing.

Du bertanggung jawab atas proyek pembangunan di lapangan olahraga sekolah menengah itu. Pelaku ini masih keponakan Kepala Sekolah Menengah 1 Xinhuang pada saat itu, Huang Bingsong.

Menurut pihak Kepolisian Kecamatan Xinhuang ada 10 orang, termasuk Huang, yang menyerahkan diri kepada pihak kepolisian setelah jasad Deng Shiping ditemukan.

Huang saat ini sedang dalam pemeriksaan oleh pihak inspektorat lokal.

Dalam penyelidikan terungkap bahwa ada dua pekerja proyek yang turut membantu Du mengubur jasad Deng.

Menurut surat yang dikirimkan oleh Deng Lanbing, Du beberapa kali mengancam ayahnya di muka umum setelah ayahnya menyampaikan bahwa nilai proyek tersebut sangat mahal dan tidak sesuai standar kualitas.

Surat tersebut dikirimkan kepada satuan kerja supervisi penindakan geng kriminal yang telah melancarkan pemberantasan tindak pidana secara nasional sejak Januari tahun lalu.

Sebelum jasad ayahnya ditemukan, Deng Lanbing menulis, "Saya ingin tahu kebenaran itu melebihi apa pun," seraya menambahkan bahwa dirinya tidak pernah putus asa mencari ayahnya.

Baca juga: Kematian Pelajar Indonesia di China Dalam Penyelidikan
Baca juga: Pembunuhan Sporadis Tewaskan 10 Orang di China

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019