Jakarta (ANTARA) - Ricuh terjadi di acara pembacaan sikap koalisi dan relawan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (KORPAS) pascaputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak pernyataan sikap bersama dari sebuah kertas yang dinilai jebakan di Jakarta, Selasa (2/7).

Setelah pembacaan teks para simpatisan pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 oleh perwakilan KORPAS, Florence, pada awalnya semua relawan mengaminkan pernyataan tersebut.

Namun seketika, semua relawan pendukung menyatakan kekecewaannya dengan menolak pernyataan terakhir dalam teks yang dibacakan, yang terkesan memberi selamat dan dukungan kepada presiden dan wakil presiden terpilih.

Relawan yang kecewa kemudian beradu argumentasi, seraya mencopot banner acara tanda kekecewaan mereka yang mengatakan merasa dijebak dengan acara tersebut.

"Saya mendapat broadcast, siapa penanggungjawabnya, tidak tahu, saling lempar. Kami bukan mendukung Prabowo, tapi kami ingin ada perubahan jika seperti itu kami hanya dijadikan alat politik," ujar Gus Ali, salah satu simpatisan yang datang dari Yogyakarta.

Sementara, Florence, pembaca teks tersebut mengaku dari awal diundang menjadi pembicara dalam acara tersebut, namun dirinya mengakui ada kejanggalan dalam naskah itu.

"Saya datang ke sini sebagai pembicara, saya diundang tetapi saya disuruh membacakan deklarasi," ujar Florence.

Teks tersebut menurut para relawan berisi pernyataan Sandiaga Uno, yang ditambahkan beberapa kalimat bernada dukungan untuk pemerintahan baru yang ditolak oleh keseluruhan relawan.

Anhar yang mengaku sebagai bagian dari penyelenggara acara, mengaku akan bertanggungjawab dengan kericuhan yang terjadi.

"Saya sebagai panitia akan bertanggungjawab atas kericuhan ini," ujar dia.

Saat ini, kericuhan tersebut masih ditangani oleh aparat Polri dan TNI setempat.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019