Apabila terjadi kemarau, otomatis serapan juga terpengaruh, pengadaan tahun ini dengan tahun sebelumnya sangat berbeda, tahun ini terjadi penurunan
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Perum Bulog Subdivre Malang menyatakan bahwa musim kemarau yang terjadi di Malang Raya sejak dua bulan lalu  berdampak terhadap serapan gabah atau beras yang ada di wilayah tersebut.

Kepala Bulog Subdivre Malang Anita Andreani, Rabu, mengatakan pengadaan yang dilakukan pihaknya tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, terlebih, wilayah Malang bukan merupakan daerah produsen beras.

"Apabila terjadi kemarau, otomatis serapan juga terpengaruh, pengadaan tahun ini dengan tahun sebelumnya sangat berbeda, tahun ini terjadi penurunan," kata Anita, kepada Antara, di Kota Malang, Jawa Timur.

Anita menjelaskan, dengan kondisi di mana Malang bukan merupakan wilayah produsen beras, maka pihak Bulog Subdivre Malang mengandalkan pasokan dari wilayah sekitar. Datangnya musim kemarau sejak dua bulan lalu, membuat serapan gabah semakin sulit.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Karangploso Kabupaten Malang menyatakan masuknya musim kemarau kali ini perlu diwaspadai, mengingat ada potensi kekeringan yang akan terjadi.

Puncak musim kemarau pada 2019 diperkirakan jatuh pada Agustus 2019. Dengan puncak musim kemarau jatuh pada Agustus tersebut, maka curah hujan pada Juli-September diperkirakan lebih rendah, maka potensi kekeringan diperkirakan masih terjadi hingga September.

Anita menambahkan, dengan kondisi kemarau yang cukup panjang, ditambah banyaknya alih fungsi lahan, maka serapan gabah atau beras yang bisa dilakukan oleh Perum Bulog Subdivre Malang semakin berkurang.

"Kemarau sangat berpengaruh, apalagi sekarang banyak alih fungsi lahan. Sehingga makin berkurang (serapan gabah)," kata Anita.

Anita menambahkan, pada periode Januari hingga awal Juli 2019, total pengadaan Bulog Subdivre Malang tercatat sebanyak 5.531,1 ton, dari terget serapan sebanyak 21.073 ton. Sementara untuk total stok yang dimiliki mencapai 29.484,8 ton, atau berada pada posisi aman.

Untuk wilayah Malang Raya yang merupakan gabungan dari Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, terdapat potensi kekeringan ekstrim atau lebih dari 60 hari, yang terjadi di Kabupaten Malang.

Dua desa di Kabupaten Malang yakni Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran, dan Desa Kemulan, Kecamatan Turen, diperkirakan bisa mengalami kekeringan ekstrim tanpa hujan selama lebih dari 60 hari.

Kemudian, ada kurang lebih tujuh titik di Kabupaten Malang yang diperkirakan berpotensi untuk mengalami kekeringan panjang tanpa hujan selama 31 hari hingga 60 hari.

Baca juga: Bulog Malang proyeksikan puncak serapan gabah pada April 2019
 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019