Jakarta (ANTARA) - Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Joseph Pesik membuat insentif untuk layanan lokasi syuting bagi para pengusaha film seiring dengan tumbuhnya pasar film di Indonesia.

"Kita masih sedang mengejar sekarang hadirnya insentif-insentif untuk location service, ini yang sekarang oleh Bekraf sedang digagas dengan pembentukan beberapa komisi film daerah," ujar Ricky usai temu media AKATARA 2019 di Jakarta, Selasa.

Menurut Ricky, Indonesia mengalami kemajuan eksponensial dalam pasar film sejak relaksasi pencabutan film dari Daftar Negatif Investasi (DNI). Indonesia menjadi lebih maju pada sektor produksi, yang terlihat dari jumlah produksi film lokal yang semakin banyak.

Kemajuan tersebut bahkan disebut Ricky membuat Indonesia menjadi salah satu negara Asia yang memiliki pertumbuhan sangat eksponensial yang membuat baik pengusaha nasional maupun pengusaha multinasional tertarik pada film Indonesia.

Di berbagai kesempatan ajang film internasional, Ricky mengatakan banyak pembuat film bertanya soal paket insentif yang bisa ditawarkan pemerintah, yakni berupa lokasi syuting.

"Ini adalah sebuah model bisnis yang berlaku sekarang di dunia perfilman, semua negara semua kota di dunia itu menawarkan paket-paket insentif," kata Ricky.

"Untuk itu, Bekraf bekerjasama dengan beberapa kabupaten, maupun kota untuk mulai mendirikan yang disebut komisi film daerah, dan memformulasi insentif apa yang bisa diberikan daerah tersebut apabila perusahaan-perusahaan asing ingin syuting di daerah mereka," lanjut dia.

Lebih lanjut, Ricky mengungkapkan sejauh ini telah ada pembuat film yang berminat untuk melakukan syuting di Tanah Air.

"Ada tapi masih rahasia. Ada satu sutradara besar yang sedang menjajaki syuting di Indonesia," ujar Ricky, sambil tertawa.

Tidak hanya memfasilitasi pembuat film dari luar negeri untuk memproduksi film mereka di Indonesia, Ricky menambahkan, Bekraf juga secara rutin memfasilitasi film nasional untuk mempromosikan diri di ajang festival film internasional, misalnya Cannes dan Busan.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019