Jakarta (ANTARA) - Taipei Economic and Trade Office (TETO) pada 11 Juli 2019 menerbitkan visa kloter pertama pekerja migran Indonesia yang direkrut pabrik manufaktur Taiwan setelah negara tersebut memperbolehkan pabrik manufaktur merekrut pekerja migran Indonesia (PMI ) secara langsung melalui program Direct Hiring.

Melalui siaran pers di Jakarta, Kamis menyebutkan dorongan untuk proses rekrut langsung akan menawarkan cara yang lebih nyaman dan ekonomis kepada pekerja migran Indonesia bidang manufaktur untuk pergi bekerja di Taiwan.

Program tersebut telah melewati pembahasan dan kerja sama antara pemerintah Taiwan dan Indonesia, di sisi Taiwan ada Direct Hiring Service Center (DHSC) di bawah naungan Depnaker Taiwan dan Indonesia Economic and Trade Office (IETO) yang menjalankan bersama proses dalam Taiwan (proses pemilihan).

Termasuk mengeluarkan Surat Perekrutan, mengunjungi pabrik yang membutuhkan, menyediakan informasi perekrutan dan legalisir dokumen beserta hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum memasuki Taiwan.

Di sisi Indonesia ada Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang membantu pemilihan pekerja, pembuatan database pekerja, pembuatan dokumen yang diperlukan dan Taipei Economic and Trade Office (TETO) yang membantu penerbitan visa dan hal-hal lain yang diperlukan untuk berangkat ke Taiwan.

Berdasarkan konsensus kedua belah pihak antara Taiwan dan Indonesia, untuk memastikan rencana ini bisa berjalan dengan lancar, setiap perekrutan diperkirakan akan selesai dalam waktu dua bulan.

Keberhasilan program Direct Hiring merupakan tonggak bersejarah bagi kerjasama di bidang ketenagakerjaan antara Taiwan dan Indonesia.

Cara ini tidak hanya memberikan beragam cara untuk majikan di Taiwan dalam merekrut pekerja migran Indonesia, namun juga mengurangi beban biaya pekerja migran yang akan bekerja ke Taiwan, dengan begitu akan sesuai dengan harapan Taiwan yang mengutamakan Hak Asasi Manusia dan kesejahteraan sosial.

Di saat pekerja migran Indonesia memasuki Taiwan juga dapat menikmati hak dan kewajiban yang seharusnya ada, termasuk diantaranya asuransi kesehatan, keadaan darurat dan subsidi penampungan, pekerja migran yang memenuhi syarat dapat mengajukan pergantian pengguna dan hal lainnya, dengan harapan dapat menyediakan kondisi kerja yang baik bagi pekerja Indonesia.

Hingga saat ini jumlah pekerja migran di Taiwan kurang lebih ada 710 ribu orang, diantaranya pekerja migran Indonesia merupakan jumlah terbanyak dengan total hampir mencapai 270 ribu orang.

Sebagian besar majikan di Taiwan dan pekerja migran Indonesia dapat berinteraksi dengan baik, mempunyai hubungan yang harmonis seperti keluarga.

Teto percaya dengan mendorong program Direct Hiring ini dapat menciptakan keadaan saling menguntungkan antara pengguna dan pekerja, serta membantu meningkatkan hubungan kerjasama bidang ketenagakerjaan antara Taiwan dan Indonesia.

Baca juga: BNP2TKI: 1.598.522 pekerja migran ditempatkan

Baca juga: 11.994 pekerja migran terlindungi BPJS Ketenagakerjaan Madiun

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019