Surabaya (ANTARA News) - Seniman serbabisa, Sujiwo Tedjo memamerkan karya lukisnya berjudul, "Super Semar Mesem" di Galeri Surabaya komplek Balai Pemuda yang dibuka oleh calon Gubernur Jatim dari PDIP, Ir H Sutjipto di Surabaya, kemarin. Pameran yang menampilkan sekitar 24 lukisan menggunakan cat minyak hitam putih itu bercerita tentang Semar, seorang tokoh rakyat jelata dalam cerita pewayangan. Sujiwo Tedjo yang juga seniman musik dan dalang itu menggambarkan Semar dalam berbagai bentuk dan makna. Sujiwo mengemukakan bahwa dirinya adalah pecinta Semar yang mengajarkan toleransi dan sikap kerakyatan. Semar, katanya, mengajarkan kepada rakyat Indonesia bahwa sejak zaman kerajaan Majapahit tidak pernah ada sikap fundamentalis dalam beragama. "Semua agama masuk ke sini menjadi Jawa. Islam menjadi Islam yang Jawa, Kristen juga, Hindu, Budha juga demikian. Hanya saja belakangan ini terjadi pertikaian antaragama. Menghadapi kenyataan ini, saya minta solusi ke Semar," kata dalang dengan rambut panjang dan mata sering melotot itu. Pada kesempatan itu, ia mengemukakan bahwa Semar tidak pernah menyuruh orang menjadi kaya, hanya saja kalau butuh sesuatu selalu ada penyelesaian. Ia mencontohkan pameran tunggal keduanya ini yang berangkat dari kondisi dirinya tidak punya apa-apa. "Banyak dukungan dalam pameran saya ini, padahal saya tidak punya apa-apa. Alhamdulillah, dua lukisan saya ini sudah laku sebelum dibuka. Saya ini memang sering menghadapi hal-hal aneh-aneh. Karena itu kalau mengoleksi lukisan saya jangan sekedar memperlakukan sebagai lukisan, tapi juga seperti keris atau sebagai jimat dalam tanda petik," katanya. Pada pembukaan pameran itu, Sujiwo Tedjo menyanyikan lagu,m antara lain Bengawan Solo dan album terbarunya "Presiden, Iya Iyo". Selain diiringi musik Viky Sianipar, Sujiwo yang berasal dari Jember itu juga menggunakan saxopon. Ia tampil lucu saat menyanyikan lagi Presiden tersebut. Sementara dalam ruangan di Galeri Surabaya, tampak sekali suasana magis. Dinding tempat lukisan dipajang ditutupi kain hitam, sedangkan di seluruh ruangan banyak bertaburan bunga melati yang baunya bercampur dengan aroma dupa. Pameran itu akan digelar hingga 16 Maret 2008.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008