Jakarta (ANTARA) - Pebasket Rudy Gobert menegaskan tim nasional Prancis tidak mau cuma ikut bermain dalam putaran final Piala Dunia FIBA 2019 di China pada 31 Agustus s.d. 15 September, tapi berjuang menjadi juara.

"Anda tidak datang ke sana hanya untuk bermain. Anda ke sana untuk mencoba memenangi tempat tertinggi," kata Gobert dilansir laman resmi FIBA, Kamis.

Gobert mengakui penampilannya bersama Prancis di China nanti akan membuatnya selangkah lebih dekat dengan mimpinya, yakni memenangi medali emas Olimpiade atau pun mengangkat trofi Piala Dunia FIBA.

"Itu selalu dan masih menjadi mimpi saya. Kami tahu itu sulit, namun itu tujuan kami, misi kami ke sana," ujarnya.

Pebasket yang kini membela Utah Jazz di NBA itu punya kenangan manis di Piala Dunia FIBA, ketika ia masih berusia 22 tahun namun menjelma jadi tembok pertahanan kuat Prancis pada edisi 2014 di Spanyol.

Baca juga: Spanyol rilis nomor punggung sementara, Marc Gasol tetap pakai 13

Bahkan, ia berperan besar untuk membantu Prancis menyingkirkan tuan rumah di babak perempat final kala itu.

"Bagi saya itu momen mengesankan, mengalahkan Spanyol di kandangnya sendiri. Kami tak diunggulkan sedangkan mereka tim lengkap dan main di kandang tanpa kekalahan," katanya.

"Kami sendiri kesulitan mencapai perempat final, namun bisa mengalahkan mereka bagi saya adalah sebuah titik tolak yang luar biasa di karier seorang pemain muda. Meninggalkan perasaan yang luar biasa," kenang Gobert.

Langkah Prancis terhenti di semifinal usai kalah 85-90 melawan Serbia, namun di Spanyol Gobert mempersembahkan medali pertama negaranya di Piala Dunia FIBA dengan menempati peringkat ketiga akhir usai mengalahkan Lithuania 95-93.

Gobert, tentu saja mewakili ambisi seluruh rekan-rekannya ketika ia berkata ingin meraih medali lagi di China nanti.

"Anda hanya perlu melantai dan melakukan yang terbaik untuk membela bendera negara Anda. Sarat kebanggaan tapi selalu menyenangkan untuk bisa mengerahkan kemampuan terbaik," pungkasnya.

Gobert sejauh ini masuk dalam roster sementara Prancis bersama 14 rekan-rekannya yang lain sebelum disaring menjadi roster akhir dan tampil di China.

Di China, Prancis tergabung bersama Jerman, Republik Dominika dan Yordania di Grup G yang akan menyelenggarakan fase penyisihan di Shenzhen.

Jerman jadi lawan pertama yang dihadapi Prancis pada 1 September, sebelum bertemu Yordania dan Dominika tiap dua hari berselang.

Jika bisa menempati dua teratas Grup G, Prancis akan melangkah ke putaran kedua menghadapi dua wakil lain dari Grup H yang disebut-sebut grup neraka dihuni Australia, Kanada, Lithuania dan Senegal.

Baca juga: Lowry jalani operasi jempol kiri

Baca juga: Kanada undang 29 pemain, dari Jamal Murray hingga RJ Barrett

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019