Kupang (ANTARA) - Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Abed Frans mengharapkan agar berbagai kegiatan festival pariwisata yang diadakan pemerintah daerah setempat digelar secara konsisten setiap tahun.

"Konsistensi ini penting terutama waktu dan tempat pelaksanaan festival sehingga ketika kami pelaku wisata tidak ragu-ragu menjual paket wisata untuk menarik kunjungan wisatawan hadir pada event-event festival," katanya kepada Antara di Kupang, Senin.

Ia mengatakan hal itu terkait berbagai kegiatan festival pariwisata yang dihadirkan pemerintah daerah di Provinsi Nusa Tenggara untuk menarik minat kunjungan wisatawan ke daerah-daerah.

Sedikitnya ada enam festival pariwisata yang digelar di NTT dalam Juli 2019 di antaranya menyebar di Pulau Flores seperti festival Inerie di Kabupaten Ngada, Festival Etu di Kabupaten Nagekeo, Festival Caci di Kabupaten Manggarai, Festival Florata di Kabupaten Manggarai Barat.

Selain itu, di Pulau Sumba berupa Festival Tenun Ikat yang dipadukan dengan Parade Kuda Sandelwood di Kabupaten Sumba Timur, serta Festival Memanggil Ikan Dugong di Kabupaten Alor, Pulau Alor.

Abed mengatakan, pihaknya mendukung kehadiran berbagai festival ini untuk menambah semarak pariwisata di provinsi setempat dalam rangka menarik minat kunjungan wisatawan.

Hanya saja, lanjutnya, berbagai festival ini belum mampu mendatangkan kunjungan wisatawan secara masif terutama dari kalangan mancanegara karena digelar relatif mendadak.

"Tamu-tamu overseas dari mancanegara yang diundang pelaku wisata tidak mungkin diundang hari ini untuk bulan depan mereka datang, mereka harus persiapkan waktu enam hingga tujuh bulan baru bisa memastikan untuk hadir," katanya.

Untuk itu, pihaknya berharap agar berbagai festival yang digelar ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten terkait waktu dan tempat di tahun-tahun mendatang.

Dengan begitu, lanjutnya, para operator tur dapat menyiapkan paket wisata secara pasti paling lambat setahun sebelumnya untuk ditawarkan kepada wisatawan.

"Festival-festival ini bagus sebagai langka awal, tinggal dilakukan secara konsisten, artinya pada tahun depan di bulan yang sama, tanggal yang sama, tempat yang sama harus ada juga," katanya.

Baca juga: Rabies di Sikka tak berpengaruh pada kunjungan wisatawan di NTT

Baca juga: Dinas Pariwisata NTT: Pulau Komodo ditutup pada 2020

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019