Ada tuntutan sertifikasi jurnalis sehingga pihaknya memandang perlu membantu para wartawan dan pimpinan perusahaan pers untuk menjelaskan betapa pentingnya uji kompetensi wartawan sebagaimana yang ditetapkan oleh Dewan Pers.
Saumlaki (ANTARA) - Pelatihan dan bimbingan uji kompetensi wartawan (UKW) kepada para jurnalis digelar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, atas kerja sama antara Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) daerah itu bersama perusahaan migas asal Jepang, Inpex Masela,Ltd dan juga SKK Migas wilayah  Papua Maluku (Pamalu).

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Yongki Souisa di Saumlaki, Jumat menjelaskan bahwa kegiatan itu berlangsung di Aula Balai Pembinaan Umat Saumlaki, Kamis (25/7).

Pelatihan dan bimbingan UKW itu, diikuti sebanyak 45 peserta, yang terdiri atas wartawan dan utusan staf humas dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar serta Kepolisian Resort Maluku Tenggara Barati.

"Wartawan itu pekerja profesi dan oleh karena itu wartawan dituntut harus profesional," katanya.

Pihaknya juga berterima kasih kepada Inpex dan SKK Migas yang telah membantu menyelenggarakan kegiatan itu.

"Wartawan itu pekerja profesi dan oleh karena itu wartawan dituntut harus profesional," katanya.​​​​​​​

Pelatihan dan bimbingan UKW itu menghadirkan tiga narasumber,  yakni Hendrayana, Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr.Soetomo (LPDS) dengan materi "Pengenalan EtikaJjurnalisme dan Hukum Perlindungan Pers", Priyambodo RH, wartawan senior LKBN ANTARA dan mantan Direktur Eksekutif LPDS dengan materi: "Pentingnya UKW untuk wartawan Indonesia Beserta Persyaratannya", dan Yosep Suprayogi, wWartawan senior Tempo dengan materi: "Peliputan dan Penulisan Berbasis Fakta dan Data".

Halida Hatta, Spesial Advisor Inpex menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan ini adalah salah satu program tanggung jawab sosial (CSR) yang dirancang bersama dengan bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lain-lain, dan disetujui oleh SKK Migas.

"Merupakan satu komitmen bagi Inpex Masela di bidang nonteknis adalah dengan datangnya kami di sini, dan tentu harus berkenalan dan bersahabat dengan penduduk yang ada di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, di mana para 'stakeholder', yakni pemerintah dan masyarakat yang utama bagi kami," katanya.

Sejak tahun 2012 itu, kata Halida, pihaknya melihat semangat wartawan yang luar biasa meski belum terarah.

"Kita harus pikirkan untuk terus belajar bersama-sama. Kami ingin ada proses pembelajaran yang terus berjalan. Kami menilai wartawan punya daya investigasi dan daya mencari kebenaran, dan daya kritis yang jika dibimbing terus akan sangat baik," katanya.

Apalagi, kata dia, ada tuntutan sertifikasi jurnalis sehingga pihaknya memandang perlu membantu para wartawan dan pimpinan perusahaan pers untuk menjelaskan betapa pentingnya uji kompetensi wartawan sebagaimana yang ditetapkan oleh Dewan Pers.

Mengingat kegiatan ini baru pertama kali dilakukan, kata dia,  sehingga perlu ada pengenalan rambu-rambu UKW.

Menurut Halida, SKK Migas juga tampak bersemangat dengan kegiatan pelatihan dan bimbingan tersebut, sehingga program ini akan dikonsultasikan kepada Badan Pengawas KKKS.

SKK Migas wilayah Pamalu juga langsung melihat manfaat dan respon positif dari para wartawan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

"Semuanya sudah punya background pengalaman kewartawanan, sehingga akan dirancang lebih lanjut," katanya.

Kepala Departemen Humas SKK Migas Pemalu, Galih W.Agustiawan mengapresiasi  para peserta yang setia mengikuti pemaparan materi dari pagi hingga malam.

Dia berharap ilmu yang diperoleh dari pelatihan dan bimbingan ini bermanfaat bagi para wartawan dalam melakukan tugas-tugas jurnalis.

Baca juga: DPR minta dewan pers percepat sertifikasi wartawan

Baca juga: Sertifikasi Wartawan Disiapkan Dewan Pers


Baca juga: SKK Migas gelar "media gathering" dan UKW

 

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019