Rehabilitasi Bendung Pasar Baru Cisadane menelan anggaran sebesar Rp90 miliar.
Tangerang (ANTARA) - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah mengatakan bahwa pemerintah meninjau rehabilitasi Bendung Pasar Baru Cisadane sebagai langkah antisipasi musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga Oktober.

"Kami berharap walaupun air datang berkurang tapi pintu ini tidak bocor. Paling tidak bisa mempertahankan volume air Sungai Cisadane," ujar Bambang di Bendung Pasar Baru Tangerang, Jumat.

Berdasarkan catatan BBWSCC, rehabilitasi Bendung Pasar Baru Cisadane menelan anggaran sebesar Rp90 miliar. Saat ini terdapat pembangunan 10 pintu air yang masing-masing tingginya 10 meter. Pembangunan yang masih berjalan itu dimulai sejak 2017 dan ditargetkan rampung tahun ini, sejauh ini sudah ada enam pintu yang berhasil dibangun. “Harapannya kalau sudah diperbaiki dan dibangun semua, kebocoran-kebocoran air bisa dikurangi,” ujarnya.

Bambang mengatakan proses perbaikan bendung yang menjadi sumber air areal irigasi lahan sebesar 21.401 hektare dan menjadi sumber air baku utama kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan sebagian wilayah kota di Provinsi DKI Jakarta itu hingga kini belum selesai.

Bambang mengatakan masih ada kebocoran air yang melewati bendung gerak tersebut. Kebocoran terjadi karena sejak awal dibangun 92 tahun yang lalu, baru sekarang pintu-pintu bendung pasar baru diperbaiki.

"Kebocoran karena pintunya sudah rusak. Perkiraan kehilangan dua meter per detik sebelum pintu diperbaiki," ujar Bambang.

Namun sudah enam pintu yang selesai diperbaiki. Direncanakan akhir tahun ini akan selesai semua perbaikan bendung yang memiliki sepuluh pintu itu.

Bambang mengatakan debit air Sungai Cisadane mengalami penurunan muka air hingga 1,20 meter akibat kemarau. Akibatnya, sejumlah lahan pertanian di sekitar wilayah Bendung Pasar Baru Cisadane mengalami kekeringan.

“Normalnya tinggi muka air di bendung itu 12,50 meter, sekarang hanya 11,30 meter,” kata Bambang.

Terdapat lima desa yang mengalami kekeringan akibat pengaruh irigasi lahan yang tak bekerja secara maksimal. Lima desa itu berada di Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.

"Untuk Cisadane barat laut ini (9.525 hektare) ada 710 hektare mengalami kekeringan. Jadi sepuluh persen sudah mengalami kekeringan," ujar Bambang.

Lima desa yang mengalami kekeringan di antaranya: Desa Kedung Dalem (90 hektare), Tegal Kunir Kidul (290 hektare), Tegal Kunir Lor (210 hektare), Banyu Asin (58 hektare), dan Marga Mulya (62 hektare).

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019