Ia mengatakan selama satu pertemuan dengan satu delegasi anggota gereja Amerika dan profesor universitas Eropa dan Amerika di Jericho (Ariha), bahwa Israel berusaha memberlakukan ketentuan baru rujuk untuk mencengkeram dan mengkonsolidasikan pendudukan serta upaya untuk mengganti prinsip dua negara dengan perbatasan 1967. Israel berusaha memaksakan persetujuan dan penerimaan berlanjutnya pendudukan, untuk mensahkan Apartheid.
Baca juga: Menlu Finlandia: pendudukan Israel adalah apartheid
Erekat menekankan kepatuhan PLO pada hukum internasional, keabsahan internasional dan gagasan perdamaian Arab, sebagaimana tercermin dalam visi yang diajukan oleh Presiden Mahmoud Abbas ke Dewan Keamanan PBB pada 20 Februari 2018, demikian laporan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin.
Pejabat PLO tersebut menyerahkan kepada kedua delegasi penjelasan luas dan terperinci mengenai situasi saat ini di lapangan akibat berlanjutnya pendudukan Israel dan semua kejahatannya. Israel telah membongkar puluhan rumah orang Palestina, melakukan pembersihan etnik, perampasan tanah, penghukuman mati tanpa pengadilan, pengepungan dan penutupan, penolakan terhadap semua kesepakatan yang telah ditandatangani, dan desakan mengenai pemaksaan yang tak bisa diubah di lapangan dengan dukungan langsung dan penuh dari pemerintah AS.
Sumber: WAFA
Baca juga: Kementerian Luar Negeri Palestina kutuk pembukaan "Jalan Apartheid" di Jerusalem
Baca juga: Ashrawi: "jalan apartheid" israel ancam keamanan dan perdamaian internasional
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019