Akibat alat tangkap ini, ikan yang dari laut lepas atau Samudera Hindia tidak bisa masuk ke perairan laut Sukabumi khususnya di wilayah teluk karena terhalang oleh bagan,
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Bupati Sukabumi Marwan Hamami meminta pemerintah pusat menertibkan alat tangkap ikan laut jenis bagan karena mengganggu aktivitas nelayan Sukabumi yang hendak melaut atau mencari ikan.

"Akibat alat tangkap ini, ikan yang dari laut lepas atau Samudera Hindia tidak bisa masuk ke perairan laut Sukabumi khususnya di wilayah teluk karena terhalang oleh bagan," katanya di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat.

Menurutnya, mayoritas alat tangkap nelayan di Sukabumi masih tradisional sehingga dalam mencari ikan nelayan masih berada di sekitar teluk. Padahal sebelum marak pemasangan bagan itu ikan laut bisa dengan mudah ditangkap nelayan, tidak perlu sampai ke lepas pantai (Samudera).

Namun, setelah ada alat tangkap itu nelayan menjadi kesulitan mendapatkan ikan karena terhalang bagan, bahkan tidak hanya ikan berukuran besar saja yang tertangkap tetapi yang kecil pun sudah habis terkeruk.

Baca juga: Sukabumi jadi proyek percontohan satu juta nelayan berdaulat

Kemungkinan jumlah bagan yang terpasang di laut Sukabumi mencapai ribuan dan mayoritas bukan milik nelayan Sukabumi, seperti ada yang dari Sibolga dan berbagai daerah lainnya. Tapi bukan berarti semua bagan harus dicabut, namun jumlahnya dibatasi.

"Permintaan saya ini sudah disampaikan langsung ke Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat kunjungan kerja ke Tempat Pelelangan Ikan Ciwaru, Kecamatan Ciemas beberapa waktu lalu dan diharapkan permintaan ini bisa direalisasikan karena untuk menertibkannya merupakan wewenang pemerintah pusat," tambahnya.

Marwan mengatakan permintaan itu pun agar nelayan Sukabumi bisa meningkatkan hasil tangkap ikannya dan tidak terhalang oleh perahu-perahu bagan yang memasang alat tangkapnya di mana saja.

Selain itu, untuk rasa keadilan sebab pemilik bagan itu rata-rata merupakan pengusaha perikanan, jangan sampai sumber daya perikanan laut Sukabumi dinikmati bukan oleh nelayan setempat. Belum lagi jika masuk musim angin barat, mayoritas nelayan di Sukabumi tidak bisa melaut karena tingginya gelombang ditambah cuaca kerap berubah saat di tengah laut. (KR-ADR)
Baca juga: Luhut resmikan tempat pelelangan ikan daring pertama di Indonesia

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019