Sebuah museum yang mengoleksi dan memamerkan benda-benda peninggalan kebudayaan, memiliki salah satu penemuan arkeologi terlengkap selama beberapa dekade terakhir di Tiongkok, telah dibuka pada awal bulan ini di Xiangfen, Shanxi.
Museum Taosi, dibuka pada 11 November lalu, didirikan di dekat situs Taosi di Xiangfen. Museum ini memamerkan benda-benda peninggalan dari peradaban pada 3.900-4.300 tahun lalu.
Situs Taosi ditemukan pada 1958, dan penggalian arkeologi berskala besar dimulai pada 1978. Selama bertahun-tahun, sebuah wilayah permukiman, sebuah pelataran istana, serta ruang penyimpanan, kuburan, dan altar berhasil digali. Menurut para peneliti, lokasi tersebut kemungkinan besar merupakan reruntuhan ibu kota pada masa Yao--seorang kaisar bijaksana yang hidup lebih dari 4.100 tahun lalu.
Lebih dari 5.500 potongan atau rangkaian artefak kebudayaan juga telah digali di lokasi Taosi. Maka, para peneliti memperoleh bukti-bukti fisik yang cukup untuk mempelajari kehidupan masyarakat Tiongkok pada zaman kuno, serta bangsa yang dibentuk masyarakat tersebut.
Di antara benda-benda peninggalan kebudayaan yang berhasil ditemukan, 230 benda yang mencerminkan kebudayaan dan kehidupan masyarakat kuno dipamerkan Museum Taosi, termasuk benda-benda tembikar, giok, batu, dan tembaga. Museum Taosi juga memamerkan beberapa artefak yang menurut para pakar masih berhubungan dengan alat observasi astronomi dan penunjuk waktu.
Museum ini menjadi bagian dari Situs Arkeologi Taosi, termasuk sebuah ruang aula astronomi purba, serta sebuah fasilitas yang melestarikan banyak relik yang telah ditemukan. Museum Taosi kini menawarkan sejumlah area dan fasilitas, termasuk ruang pameran artefak, riset, dan edukasi.
Di antara benda-benda yang dipamerkan Museum Taosi, alat pengukur bayangan gnomon yang disebut guibiao, sebuah piring tembikar berwarna yang memiliki corak naga melengkung, serta ketel tembikar dengan prasasti berwarna merah, merupakan aset-aset yang paling berharga, serta wajib dicermati para pengunjung, menurut Gao Jiangtao, Kepala Tim Arkeologi di situs Taosi.
Dia berkata bahwa piring tembikar berwarna dengan corak naga bisa menjadi asal usul totem naga tradisional Tiongkok, sedangkan karakter berwarna merah yang terdapat pada ketel tembikar kemungkinan menjadi bahasa yang paling awal ditulis di Tiongkok.
Alat pengukur bayangan gnomon guibiao merupakan bagian dari observatorium yang ditemukan di reruntuhan Taosi. Menurut ahli arkeologi, fasilitas tersebut merupakan observatorium tertua yang pernah ditemukan di Tiongkok.
SOURCE China Daily