Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Pembangunan Belitung Timur (PBT) pada 2018 mengalami kerugian sebesar Rp1,6 miliar, karena investasi yang belum tepat dan besarnya biaya operasional.

"Dalam tiga tahun terakhir BUMD ini terus mengalami kerugian, ini sudah tidak wajar lagi sudah tiga tahun tidak ada profit," kata Bupati Belitung Timur, Yuslih Ihza di Manggar, Senin.

Yuslih mengatakan itu menyikapi hasil hasil audit Kantor Akuntan Publik yang diterima Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Kabupaten Belitung Timur bahwa sejak berdiri pada 2015 lalu, BUMD PT PBT hanya sekali mengalami keuntungan yakni di pada 2017 sebesar Rp1.283.916.474.

Sedangkan pada 2016 mengalami kerugian mencapai Rp553.464.949, sehingga total kerugian selama empat tahun berdiri mencapai Rp926.613.823.

Kerugian disinyalir karena investasi yang kurang tepat serta lebih besarnya biaya operasional perusahaan dibanding keuntungan investasi. Setiap bulan, operasional PT PBT kurang lebih menelan biaya sekitar Rp70 juta.

Biaya operasional paling banyak dipakai untuk menggaji dewan direksi dan karyawan yang berjumlah 14 orang. Sedangkan lainnya membayar sewa kantor dan cicilan mobil aset perusahaan.

"Terkakhir ini sudah sangat besar kerugiannya. Jangankan untuk profit atau menyumbang PAD bagi daerah, untuk pembiayaan operasional mereka saja tidak mampu," kata Yuslih.    

Dalam waktu dekat Yuslih akan memerintahkan Inspektorat Kabupaten Belitung Timur untuk mengaudit PT PBT. Setelah memperoleh hasil audit, Bupati baru akan memutuskan langkah yang diambil.

"Makanya saya minta diaudit dululah dari Inspektorat. Kita lihat saja nanti hasilnya seperti apa, baru bisa saya putuskan," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019