Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan bahwa tujuan utama pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung untuk membangun kota-kota baru.
"Tujuan utamanya bagaimana kita bisa membangun kota-kota baru, kita bisa mengurai konsentrasi-konsentrasi di kota besar seperti Jakarta dan Bandung untuk membentuk kota baru sehingga membentuk perekonomian baru pula," ujar Menteri Rini di Walini, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Rini berharap hal tersebut bisa memeratakan pendapatan sehingga masyarakat kita lebih banyak yang lebih sejahtera.
"Jadi harapannya ini hanya suatu permulaan, 142,7 Km jarak kereta cepat Jakarta-Bandung dan InsyaAllah nanti ada terusnya atau kelanjutannya. Mudah-mudahan dari Jakarta sampai ke Surabaya InsyaAllah kita bisa membangun kereta cepat sehingga di antaranya akan terbangun kota-kota baru," katanya.
Menteri BUMN tersebut juga menambahkan bahwa dengan demikian seluruh masyarakat Indonesia bisa merasakan dan menikmati perekonomian yang makmur dan sejahtera.
Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno ingin pembangunan semua stasiun kereta cepat bisa selesai berbarengan dengan rampungnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Selain berharap semua stasiun kereta cepat rampung bersamaan dengan tuntasnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Menteri Rini juga ingin pembangunan TOD bisa segera dimulai.
Sementara itu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika mengungkapkan dalam proyek kereta cepat itu pihaknya juga akan membangun properti baru. Ada tiga kawasan besar, pertama di Karawang, terus yang kedua berada di Tegalluar, perbatasan Bandung dan kawasan ketiga yang paling besar berlokasi di Walini.
Walini akan menjadi kota baru yang dikembangkan oleh pihaknya. Dengan tiga titik kawasan tersebut maka perkiraan pendapatan atau "revenue forecast" sebesar Rp266,1 triliun.
Menurut data yang dilansir Wika, total lahan yang akan dikembangkan dalam jalur proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini seluas 1.988 hektare.
Total lahan itu terdiri dari Halim seluas 18 hektare, Karawang seluas 250 hektare, Tegalluar 450 hektare dan Walini seluas 1.270 hektare.
Kereta api cepat Jakarta-Bandung ini akan diintegrasikan dengan TOD (Transit Oriented Development) guna menciptakan pusat ekonomi baru. Pendapatan tidak hanya berasal dari tiket, namun juga dari aktivitas-aktivitas perekonomian di area TOD.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Tujuan utamanya bagaimana kita bisa membangun kota-kota baru, kita bisa mengurai konsentrasi-konsentrasi di kota besar seperti Jakarta dan Bandung untuk membentuk kota baru sehingga membentuk perekonomian baru pula," ujar Menteri Rini di Walini, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Rini berharap hal tersebut bisa memeratakan pendapatan sehingga masyarakat kita lebih banyak yang lebih sejahtera.
"Jadi harapannya ini hanya suatu permulaan, 142,7 Km jarak kereta cepat Jakarta-Bandung dan InsyaAllah nanti ada terusnya atau kelanjutannya. Mudah-mudahan dari Jakarta sampai ke Surabaya InsyaAllah kita bisa membangun kereta cepat sehingga di antaranya akan terbangun kota-kota baru," katanya.
Menteri BUMN tersebut juga menambahkan bahwa dengan demikian seluruh masyarakat Indonesia bisa merasakan dan menikmati perekonomian yang makmur dan sejahtera.
Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno ingin pembangunan semua stasiun kereta cepat bisa selesai berbarengan dengan rampungnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Selain berharap semua stasiun kereta cepat rampung bersamaan dengan tuntasnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Menteri Rini juga ingin pembangunan TOD bisa segera dimulai.
Sementara itu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika mengungkapkan dalam proyek kereta cepat itu pihaknya juga akan membangun properti baru. Ada tiga kawasan besar, pertama di Karawang, terus yang kedua berada di Tegalluar, perbatasan Bandung dan kawasan ketiga yang paling besar berlokasi di Walini.
Walini akan menjadi kota baru yang dikembangkan oleh pihaknya. Dengan tiga titik kawasan tersebut maka perkiraan pendapatan atau "revenue forecast" sebesar Rp266,1 triliun.
Menurut data yang dilansir Wika, total lahan yang akan dikembangkan dalam jalur proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini seluas 1.988 hektare.
Total lahan itu terdiri dari Halim seluas 18 hektare, Karawang seluas 250 hektare, Tegalluar 450 hektare dan Walini seluas 1.270 hektare.
Kereta api cepat Jakarta-Bandung ini akan diintegrasikan dengan TOD (Transit Oriented Development) guna menciptakan pusat ekonomi baru. Pendapatan tidak hanya berasal dari tiket, namun juga dari aktivitas-aktivitas perekonomian di area TOD.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019