Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) mendukung keberadaan Atomindo dalam "menyehatkan" ekspor timah Indonesia dari perusahaan swasta yang saat ini sudah mulai mati suri.

Komisaris ICDX, Fenny Widjaya di Pangkalpinang, Jumat, mengatakan keberadaan Atomindo saat ini dapat menjadi saluran aspirasi para pelaku industri dan ekspotir.

"Saya melihat hari ini para pelaku industri dan eksportir timah swasta terancam mati. Ini dapat berimplikasi buruk dalam berbagai sektor. Yang jelas dampak sosial yang akan terjadi sebagai efek domino dari matinya sekian banyak industri pertimahan dan ekspor timah Indonesia.

Masalahnya industri timah yang terancam mati ini adalah member saya di bursa komoditi. Jadi kepedulian harus ada dari saya dan saya harus merespon jika ada asosiasi yang menunjukkan kepedulian pada masalah ini," katanya.

Fenny Widjaya mengatakan bahwa kedatangannya ke Bangka sendiri atas undangan Atomindo yang mempertanyakan terkait tersendatnya kegiatan ekspor timah serta matinya operasional industri pertimahan Babel.

"Saya melihat kepedulian dari Atomindo atas situasi yang menurut saya ini sudah kronis. Sehingga saya harus merespon positif apa yang menjadi spirit Atomindo. Dan setelah mendengar paparan dari Atomindo, saya akan mendukung apa yang sekarang diperjuangkan oleh mereka, karena itu menyangkut kepentingan dan keberlangsungan para eksportir swasta yang merupakan member saya," ujarnya.

Sementara Ketua Atomindo Darmansyah, mengatakan bahwa audiensi yang dilakukan bersama ICDX tersebut dalam rangka menyamakan visi.

"Kami melihat bahwa ICDX, selain terdampak juga memiliki rasa tanggung jawab untuk dapat menyehatkan kembali industri dan ekspor timah smelter swasta, sehingga perlu kami samakan visi dan persepsi. Karena kami bertekad smelter swasta yang hari ini mati suri dapat kembali hidup dan dapat ekspor kembali," katanya.

Pewarta: Try Mustika Hardi

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019