Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Al-Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta'in Billah membahas upaya untuk meningkatkan toleransi dan memerangi radikalisme di kedua negara.
"Saya mengajak Malaysia untuk bersama-sama mengembangkan Islam yang damai, toleran dan rahmatan-lil-alamin; supaya kita bagaimana menangkal berkembangnya Islam radikal," kata Wapres Ma'ruf di Imperial Hotel Tokyo, Selasa.
Dengan populasi penduduk Muslim terbanyak, lanjut Wapres, Indonesia dan Malaysia memiliki peran penting untuk mengembangkan pengajaran Islam jalan tengah atau wasathiyah.
Sehingga, dengan gagasan Islam jalan tengah itu, Indonesia dan Malaysia diharapkan dapat turut menjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
"Indonesia dan Malaysia sama-sama negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Asean juga sedang menghadapi munculnya radikalisme dan intoleran, apalagi Indonesia baru saja Menkopolhukam ditusuk, itu cukup memprihatinkan. Jadi itu untuk menjaga kondusivitas kawasan Asean juga," jelas Wapres Ma'ruf
Pertemuan Wapres Ma'ruf dan Raja Malaysia berlangsung pada Selasa pagi pukul 10.00 waktu setempat di Ruang Momo, Imperial Hotel Tokyo, sebelum keduanya menghadiri upacara Penobatan Kaisar Jepang Naruhito. Turut mendampingi Wapres Ma'ruf dalam pertemuan itu antara lain Kepala Sekretariat Wakil Presiden (Kasetwapres) Mohamad Oemar, Menlu RI periode 2014-2019 Retno Marsudi dan Kepala Protokol Negara Andri Hadi.
Raja Malaysia Sultan Abdullah menjadi tamu kehormatan keempat yang melakukan courtesy call dengan Wapres Ma'ruf Amin sejak dilantik. Sebelumnya, usai pelantikan, Wapres Ma'ruf telah menerima kunjungan kehormatan dari Wapres China Wang Qishan, Wapres Vietnam Dang Thi Ngoc Thinh dan Wapres Myanmar Henry Van Thio.
Usai bertemu Sultan Abdullah, Wapres Ma'ruf kembali ke kamarnya untuk bersiap menghadiri upacara penobatan Kaisar Jepang Naruhito di Imperial Palace Tokyo, Selasa siang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Saya mengajak Malaysia untuk bersama-sama mengembangkan Islam yang damai, toleran dan rahmatan-lil-alamin; supaya kita bagaimana menangkal berkembangnya Islam radikal," kata Wapres Ma'ruf di Imperial Hotel Tokyo, Selasa.
Dengan populasi penduduk Muslim terbanyak, lanjut Wapres, Indonesia dan Malaysia memiliki peran penting untuk mengembangkan pengajaran Islam jalan tengah atau wasathiyah.
Sehingga, dengan gagasan Islam jalan tengah itu, Indonesia dan Malaysia diharapkan dapat turut menjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
"Indonesia dan Malaysia sama-sama negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Asean juga sedang menghadapi munculnya radikalisme dan intoleran, apalagi Indonesia baru saja Menkopolhukam ditusuk, itu cukup memprihatinkan. Jadi itu untuk menjaga kondusivitas kawasan Asean juga," jelas Wapres Ma'ruf
Pertemuan Wapres Ma'ruf dan Raja Malaysia berlangsung pada Selasa pagi pukul 10.00 waktu setempat di Ruang Momo, Imperial Hotel Tokyo, sebelum keduanya menghadiri upacara Penobatan Kaisar Jepang Naruhito. Turut mendampingi Wapres Ma'ruf dalam pertemuan itu antara lain Kepala Sekretariat Wakil Presiden (Kasetwapres) Mohamad Oemar, Menlu RI periode 2014-2019 Retno Marsudi dan Kepala Protokol Negara Andri Hadi.
Raja Malaysia Sultan Abdullah menjadi tamu kehormatan keempat yang melakukan courtesy call dengan Wapres Ma'ruf Amin sejak dilantik. Sebelumnya, usai pelantikan, Wapres Ma'ruf telah menerima kunjungan kehormatan dari Wapres China Wang Qishan, Wapres Vietnam Dang Thi Ngoc Thinh dan Wapres Myanmar Henry Van Thio.
Usai bertemu Sultan Abdullah, Wapres Ma'ruf kembali ke kamarnya untuk bersiap menghadiri upacara penobatan Kaisar Jepang Naruhito di Imperial Palace Tokyo, Selasa siang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019