Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengapresiasi perkembangan positif Laut China Selatan (LCS) saat menghadiri pertemuan tahunan ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM) Plus Ke 6 Tahun 2019, di Bangkok, Thailand, Senin.
ADMM Plus merupakan forum pertemuan Menteri Pertahanan negara-negara ASEAN ditambah Menteri Pertahanan dari delapan negara mitra wicara, yakni Amerika Serikat, Australia, China, India, Jepang, Korea, Selandia Baru dan Rusia.
Pada pertemuan tersebut, Menhan RI berkesempatan menyampaikan pandangannya terkait ancaman, tantangan dan isu-isu yang berkembang di kawasan.
Ancaman nontradisional dan tradisional, menurut Prabowo, masih menjadi hal yang mengkhawatirkan khususnya terkait dengan terorisme, pencurian sumber daya alam, penyelundupan senjata, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, wabah penyakit, perang siber dan intelijen.
"Perkembangan keamanan di kawasan juga diwarnai pasang surut kekuatan-kekuatan besar, isu Laut China Selatan (LCS) dan Semenanjung Korea yang berimbas pada stabilitas keamanan di kawasan," kata mantan Danjen Kopassus itu.
Terkait isu LCS, Menhan Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia mengapresiasi perkembangan positif terkait dengan LCS khususnya kesepakatan untuk finalisasi Code of Conduct (CoC) terhadap sengketa LCS yang harus didorong bersama untuk dijaga stabilitasnya agar tidak mengganggu jalur komunikasi dan perdagangan.
Sementara itu, perkembangan permasalahan Korea Utara juga menunjukkan perkembangan positif dengan membaiknya komunikasi dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat, serta penanganan Rakhine State di Myanmar yang lebih baik.
Semua hal tersebut, kata Prabowo, memerlukan langkah diplomatis dan dukungan dunia internasional agar tercapai kestabilan keamanan di kawasan. Dan Indonesia berharap, peran negara mitra wicara melalui kerja sama strategis dan multinasional di kawasan Indo-Pasifik dapat mewujudkan kawasan yang stabil, aman dan damai dengan tetap mengedepankan sentralitas ASEAN.
Beberapa kerja sama di tujuh area kerja sama ADMM Plus yang telah dilaksanakan telah memberikan manfaat yang sangat besar khususnya dalam meningkatkan interoperabilitas, berbagi kemampuan militer melalui latihan bersama.
"Kerja sama yang kokoh ini menjadi modal bersama dalam menghadapi segala bentuk ancaman di kawasan," tutur Menhan RI.
Mengakhiri pandangannya, Menhan RI menegaskan bahwa seberapa jauh kekuatan regional menjadi solid tergantung pada bagaimana setiap negara mampu menyelesaikan berbagai persoalan domestik dan persoalan bilateral dengan baik.
"Ini penting sekali bagi setiap negara untuk dapat saling berkomunikasi dan bekerja sama secara efektif untuk dapat melindungi kepentingan bersama sehingga tercipta perdamaian yang abadi di kawasan," kata Menhan Prabowo Subianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
ADMM Plus merupakan forum pertemuan Menteri Pertahanan negara-negara ASEAN ditambah Menteri Pertahanan dari delapan negara mitra wicara, yakni Amerika Serikat, Australia, China, India, Jepang, Korea, Selandia Baru dan Rusia.
Pada pertemuan tersebut, Menhan RI berkesempatan menyampaikan pandangannya terkait ancaman, tantangan dan isu-isu yang berkembang di kawasan.
Ancaman nontradisional dan tradisional, menurut Prabowo, masih menjadi hal yang mengkhawatirkan khususnya terkait dengan terorisme, pencurian sumber daya alam, penyelundupan senjata, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, wabah penyakit, perang siber dan intelijen.
"Perkembangan keamanan di kawasan juga diwarnai pasang surut kekuatan-kekuatan besar, isu Laut China Selatan (LCS) dan Semenanjung Korea yang berimbas pada stabilitas keamanan di kawasan," kata mantan Danjen Kopassus itu.
Terkait isu LCS, Menhan Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia mengapresiasi perkembangan positif terkait dengan LCS khususnya kesepakatan untuk finalisasi Code of Conduct (CoC) terhadap sengketa LCS yang harus didorong bersama untuk dijaga stabilitasnya agar tidak mengganggu jalur komunikasi dan perdagangan.
Sementara itu, perkembangan permasalahan Korea Utara juga menunjukkan perkembangan positif dengan membaiknya komunikasi dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat, serta penanganan Rakhine State di Myanmar yang lebih baik.
Semua hal tersebut, kata Prabowo, memerlukan langkah diplomatis dan dukungan dunia internasional agar tercapai kestabilan keamanan di kawasan. Dan Indonesia berharap, peran negara mitra wicara melalui kerja sama strategis dan multinasional di kawasan Indo-Pasifik dapat mewujudkan kawasan yang stabil, aman dan damai dengan tetap mengedepankan sentralitas ASEAN.
Beberapa kerja sama di tujuh area kerja sama ADMM Plus yang telah dilaksanakan telah memberikan manfaat yang sangat besar khususnya dalam meningkatkan interoperabilitas, berbagi kemampuan militer melalui latihan bersama.
"Kerja sama yang kokoh ini menjadi modal bersama dalam menghadapi segala bentuk ancaman di kawasan," tutur Menhan RI.
Mengakhiri pandangannya, Menhan RI menegaskan bahwa seberapa jauh kekuatan regional menjadi solid tergantung pada bagaimana setiap negara mampu menyelesaikan berbagai persoalan domestik dan persoalan bilateral dengan baik.
"Ini penting sekali bagi setiap negara untuk dapat saling berkomunikasi dan bekerja sama secara efektif untuk dapat melindungi kepentingan bersama sehingga tercipta perdamaian yang abadi di kawasan," kata Menhan Prabowo Subianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019