Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong petani lada untuk menekan biaya produksi dengan memanfaatkan teknologi terbaru dan penggunaan pupuk organik.

"Sekarang petani lada harus mengubah cara bertanam lada dengan memanfaatkan teknologi terbarukan dan lebih banyak menggunakan pupuk organik," kata Bupati Bangka Tengah, Ibnu Saleh di Koba, Minggu.

Ia menjelaskan, menekan biaya produksi merupakan bagian dari cara yang efektif untuk menyiasati harga lada yang terus merosot agar para petani tidak merugi.

"Secara hitung-hitungan ekonomi, jangankan dengan kondisi lada yang sekarang bahkan kondisi harga stabilpun tetap petani belum bisa meraih untung jika tidak mampu menekan biaya produksi," ujarnya.

Justeru itu, kata dia, pemerintah daerah terus mendorong petani lada lebih banyak menggunakan pupuk kompos yang sekarang ini sudah dengan mudah mendapatkannya.

"Bahkan kami berencana akan membangun sebuah pabrik khusus pengolahan pupuk organik untuk para petani di daerah ini," ujarnya.

Selain itu, kata dia, pola tanam dan pemilihan bibit juga sangat menentukan dalam menekan biaya produksi dan meningkatkan produksi komoditas lada.

"Jika pola tanam salah dan bibit kurang bagus tentu biaya produksi lebih tinggi yang tidak sebanding dengan hasilnya nanti," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini rata-rata para petani hanya mampu memproduksi sekitar 0,6 ons lada per batang.

"Itu jauh dari harapan, jika dibandingkan petani lada tempat lain bisa mencapai di atas satu kilogram per batang, maka ini yang harus digenjot agar produksi per batang lada terus meningkat," ujarnya. 

Pewarta: Ahmadi

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019