Pangkalpinang (Antara Babel) - Kelapa Bidang Kebakaran Dinas Kebersihan dan Kebakaran Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, Susanto mengatakan selama bulan september telah terjadi 35 kasus kebakaran yang didominisai oleh kasus kebakaran lahan.
"Kalau dihitung selama bulan September, telah terjadi 35 kasus kebakaran dan hampir seluruhnya merupakan kebakaran lahan. Hari ini pun sudah ada dua kasus kebakaran yang bersamaan yakni kebakaran pada gereja di Jalan Soekarno Hatta dan kebakaran lahan di Pantai Pasir Padi," ujarnya di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan, dua kasus kebakaran yang terjadi hari ini, pihaknya terlebih dahulu memperioritaskan pemadaman pada gereja yang berdekatan dengan pemukiman masyarakat.
"Hari ini kami lebih memprioritaskan memadamkan api pada gereja dahulu karena dekat dengan pemukiman masyarakat. Jika gereja sudah berhasil dipadamkan, baru tim menuju lokasi kebakaran lahan yang ada di Pasir Padi," jelasnya.
Ia mengungkapkan, selama ini, dari smeua kasus kebakaran yang terjadi tidak ada korban jiwa. Namun, walaupun begitu, diharapkan bisa menjadi perhatian serius. Terlebih soal masalah kebakaran lahan. Dia meminta agar masyarakat tidak menyulut api sembarangan di lahan hutan atau rumput yang bisa memicu kebakaran yang besar.
"Kami himbau kepada masyarakat agar jangan membakar lahan sembangan. Kalau memang lahan itu sengaja dibakar, masyarakat harus menunggunya sampai api benar-benar mati," ujarnya.
Menurutnya, kondisi cuaca saat ini memiliki pengaruh yang cukup besar terjadinya kebakaran lahan. Karena kebayakan laha yang terbakar rata-rata rumputnya yang mulai mengering.
"Bisa saja cuaca berpengaruh terhadap munculnya kebakaran lahan selain faktor-faktor lain," ungkapnya.
Ia berharap supaya masyarakat bisa bekerja sama. Khususnya memberikan jalan kepada petugas damkar yang lewat. Dengan munculnya suara sirine di mobil damkar, hal ini menandakan bahwa para petugas damkar sedang berupaya menuju lokasi kebakaran.
"Kami minta pengguna kendaraan, apabila ada sirine mobil damkar harap memberi jalan. Kami minta kerja samanya agar para petugas bis abekerja dengan cepat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014
"Kalau dihitung selama bulan September, telah terjadi 35 kasus kebakaran dan hampir seluruhnya merupakan kebakaran lahan. Hari ini pun sudah ada dua kasus kebakaran yang bersamaan yakni kebakaran pada gereja di Jalan Soekarno Hatta dan kebakaran lahan di Pantai Pasir Padi," ujarnya di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan, dua kasus kebakaran yang terjadi hari ini, pihaknya terlebih dahulu memperioritaskan pemadaman pada gereja yang berdekatan dengan pemukiman masyarakat.
"Hari ini kami lebih memprioritaskan memadamkan api pada gereja dahulu karena dekat dengan pemukiman masyarakat. Jika gereja sudah berhasil dipadamkan, baru tim menuju lokasi kebakaran lahan yang ada di Pasir Padi," jelasnya.
Ia mengungkapkan, selama ini, dari smeua kasus kebakaran yang terjadi tidak ada korban jiwa. Namun, walaupun begitu, diharapkan bisa menjadi perhatian serius. Terlebih soal masalah kebakaran lahan. Dia meminta agar masyarakat tidak menyulut api sembarangan di lahan hutan atau rumput yang bisa memicu kebakaran yang besar.
"Kami himbau kepada masyarakat agar jangan membakar lahan sembangan. Kalau memang lahan itu sengaja dibakar, masyarakat harus menunggunya sampai api benar-benar mati," ujarnya.
Menurutnya, kondisi cuaca saat ini memiliki pengaruh yang cukup besar terjadinya kebakaran lahan. Karena kebayakan laha yang terbakar rata-rata rumputnya yang mulai mengering.
"Bisa saja cuaca berpengaruh terhadap munculnya kebakaran lahan selain faktor-faktor lain," ungkapnya.
Ia berharap supaya masyarakat bisa bekerja sama. Khususnya memberikan jalan kepada petugas damkar yang lewat. Dengan munculnya suara sirine di mobil damkar, hal ini menandakan bahwa para petugas damkar sedang berupaya menuju lokasi kebakaran.
"Kami minta pengguna kendaraan, apabila ada sirine mobil damkar harap memberi jalan. Kami minta kerja samanya agar para petugas bis abekerja dengan cepat," katanya.
Editor : Aprionis
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014