Pangkalpinang (Antara Babel) - PT Pertamina Depo Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung, mengakui kartu survei bahan bakar minyak jenis solar bersubsidi kurang efektif meminimalisir praktik "ngerit" para sopir di stasiun pengisian bahan bakar umum di daerah itu.

"Memang ada kelemahan dan kami akan evaluasi. Tujuan kartu survei untuk memetakan konsumen agar tidak ada yang dobel membeli solar. Namun tetap terjadi melalui praktik 'ngerit' membeli BBM lebih dari satu kali," ujar Sales Eksekutif Retail PT Pertamina Depo Pangkalbalam, Arif Wisnu, di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan, terdapat kemungkinan tetap tingginya pembelian solar bersubsidi diakibatkan pemilik kendaraan melakukan praktik "ngerit" membeli solar dengan mempunyai lebih dari satu kartu survei.

"Bisa saja dobel. Karena memang kartu tersebut gampang dipalsukan. Pembuatan kartu survei dengan menunjukkan STNK baik yang masih berlaku maupun yang sudah mati pajaknya," katanya.

Ia menjelaskan, kartu survei dikeluarkan oleh PT Pertamina dan disalurkan oleh pihak stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Kartu survei diberikan kepada pemilik kendaraan dengan menunjukkan surat tanda nomor kendaraan (STNK).

"Dengan kartu survei, konsumen hanya dapat membeli solar bersubsidi sebanyak satu kali, karena usai pembelian, kartu survei akan ditandai," katanya.

Namun, kata dia, penerapan kartu survei tersebut hanya berlaku selama dua hari, semenjak diberlakukan satu pekan yang lalu.

"Hari pertama dan kedua terjadi penurunan konsumsi di SPBU. Tidak ada antrean panjang dan pemilik kendaraan yang biasanya tidak kebagian membeli solar di SPBU dapat membeli," katanya.

Ia menambahkan, di hari ketiga pembelian solar bersubsidi mulai kembali seperti sebelum diterapkan kartu survei. Solar sebanyak delapan ton di SPBU habis dalam satu atau dua jam.

"Di hari ketiga dan seterusnya mulai kembali lagi. Solar habis dalam satu-dua jam," katanya.

Sementara, salah satu manajer SPBU di Kota Pangkalpinang, yang enggan disebutkan namanya, membenarkan jika kartu survei tak efektif untuk mengurangi konsumsi solar bersubsidi.

"Anehnya satu pembeli bisa memiliki tiga bahkan empat kartu survei. Modusnya mereka mencetak kartu dengan meminjam STNK kendaraan lain misalnya truk dari Jakarta yang sedang berada di Pangkalpinang. Selama truk tersebut tidak berada di Pangkalpinang, mereka menggunakan kartu tersebut untuk membeli solar," katanya.

Pewarta: Oleh: Leo Oktaviano

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014