Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan deretan nama menteri yang tergabung dalam "Kabinet Kerja "di hamparan rumput halaman belakang Istana Merdeka, Jakarta, Minggu.

    
Satu per satu nama menteri disebutkan disertai dengan biografi singkat mengenai masing-masing tokoh itu. Tak lupa, para menteri tersebut diminta maju dan bahkan beberapa berlari ke arah podium Presiden Joko Widodo menyampaikan pengumuman.

Presiden menegaskan, pengumuman ini tergolong cepat dibandingkan dengan apa yang tercantum dalam amanat Undang-Undang.

"Anggota Kabinet Kerja ini saya umumkan pada hari keenam setelah saya dan Pak Jusuf Kalla dilantik, dan pengumuman ini lebih cepat delapan hari dari yang diamanatkan Undang-Undang," kata Presiden.

Sebelum hari yang dinanti sebagian besar masyarakat Indonesia itu tiba, beberapa kali terjadi tarik ulur pengumuman, salah satunya "peristiwa" Tanjung Priok pada Rabu (22/10).

Lokasi dekat bibir laut Ibu kota itu rencananya menjadi bagian dari visi pemerintahan Jokowi "Jales Veva Jayamahe" (di Lautan Kita Jaya), untuk menghidupkan sektor maritim nasional.    

Tapi, kenyataan berkata lain karena rencana pengumuman menteri di pelabuhan itu tidak kunjung dieksekusi karena beberapa hal.

Menurut mantan Deputi Tim Transisi Pemerintahan Jokowi-JK, Andi Widjajanto, Jokowi batal ke Tanjung Priok karena terdapat hal-hal yang tidak bisa ditinggalkan.

Andi mengatakan Jokowi masih berupaya mematangkan kabinetnya setelah delapan kandidat menteri mendapat tanda merah dari KPK. Walhasil, publik dan juga media kembali harus menunggu pengumuman menteri yang akan menjadi pembantu kerja kepala pemerintahan.

Pada Kamis (23/10), Jokowi menyanggah pihaknya membatalkan acara pengumuman menteri di Tanjung Priok.

"Kami baru menyiapkan tempat kok kamu bilang dibatalkan. Yang batalkan siapa?" kata Jokowi, di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Pada hari-hari berikutnya, "gosip" mengenai pengumuman tersebut juga kembali santer terdengar. Sejumlah awak media bahkan "berjaga" di sekitar Istana merdeka hingga malam hari untuk mengantisipasi jika pengumuman kabinet mendadak terjadi.

    
Beberapa hari pascapelantikan
Para presiden yang menjabat sebelum Presiden Joko Widodo, juga tidak langsung mengumumkan kabinetnya setelah dilantik.

Misalnya Abdurrahman Wahid, yang kala itu dilantik pada 20 Oktober 1999, mengumumkan menteri Kabinet Persatuan Nasional pada 26 Oktober 1999. Megawati dilantik pada 23 Juli 2001 dan mengumumkan kabinetnya dua pekan setelah pelantikan atau tepatnya 9 Agustus 2001.

Sementara Susilo Bambang Yudhoyono lebih cepat, yaitu sehari setelah pelantikannya tanggal pelantikannya. Begitu juga saat ia mengumumkan kabinet kala kembali terpilih menjadi presiden pada periode kedua.

Presiden Joko Widodo berpendapat, proses penetapan menteri dilakukan dengan hati-hati dan cermat untuk mendapatkan orang-orang yang terpilih dan bersih.

"Ini menjadi keutamaan karena kabinet ini akan bekerja selama lima tahun dan kita ingin mendapatkan orang-orang yang terpilih, orang-orang yang bersih sehingga kita mengonsultasikan kepada KPK dan PPATK karena kita ingin akurat dan tepat," katanya.

    
Gaya santai

Berbeda dengan presiden sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan menterinya di luar ruangan yaitu di halaman belakang IstanaMerdeka.

Mantan Deputi Tim Transisi Jokowi-JK Andi Widjajanto mengatakan bahwa perkenalan tersebut dilakukan dalam suasana yang lebih rileks dan informal.

"Perkenalan lebih informal. Jokowi ingin suasana cair, saling memperkenalkan diri. Suasana yang rileks," katanya.

Setelan jas juga tak dijumpai dalam pengumuman Kabinet Kerja. Para menteri tersebut hadir di Kompleks Istana dengan mengenakan "seragam" kemeja putih lengan panjang sebagaimana busana yang dikenakan oleh presiden dan wakil presiden.

    
Nama kabinet yang positif
Pengamat politik Syamsuddin Haris berpendapat pilihan penamaan Kabinet Kerja oleh Presiden Joko Widodo saat mengumumkan jajaran menteri memberi kesan positif.

Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia itu mengatakan pilihan nama kabinet periode 2014-2019 ini sebaiknya juga dibarengi dengan kinerja yang sepadan.

"Kabinet Kerja penamaannya positif, karena tidak simbolik. Mudah-mudahan secepatnya kabinet ini bekerja, sehingga punya dampak positif terhadap negara," katanya.

Dalam Kabinet Kerja terdapat 16 menteri dari kalangan partai politik, dan 18 menteri dari kalangan profesional.

"Para kalangan profesional itu terlihat sudah cukup punya kompetensi," katanya.

Menurut rencana, kabinet tersebut akan dilantik pada Senin, 27 Oktober 2014.

Berikut nama-nama menteri yang diumumkan Presiden Joko Widodo pada Minggu petang:

1. Menteri Sekretaris Negara: Pratikno.

2. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional: Andrinof Chaniago.

3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman: Indroyono Soesilo.

4. Menteri Perhubungan: Ignasius Jonan.

5. Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti.

6. Menteri Pariwisata: Arief Yahya.

7. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Sudirman Said.

8. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan: Tedjo Edhy Purdjiatno.

9. Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo.

10.Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Priansari Marsudi.

11.Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu.

12.Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Yasonna H Laoly.

13.Menteri Komunikasi dan Informatika: Rudiantara.

14.Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Yuddy Chrisnandi.

15.Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Sofyan Djalil.

16.Menteri Keuangan: Bambang Brojonegoro.

17.Menteri Badan Usaha Milik Negara: Rini Soemarno.

18.Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah: AAGN Puspayoga.

19.Menteri Perindustrian: Saleh Husin.

20.Menteri Perdagangan: Rahmat Gobel.

21.Menteri Pertanian: Amran Sulaiman.

22.Menteri Ketenagakerjaan: Hanif Dhakiri.

23.Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimulyono.

24.Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya.

25.Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional: Ferry Mursyidan Baldan.

26.Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani.

27.Menteri Agama: Lukman Hakim Saefuddin.

28.Menteri Kesehatan: Nila F Moeloek.

29.Menteri Sosial: Khofifah Indar Parawansa.

30.Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yohana Yembise.

31.Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah: Anies Baswedan.

32.Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi: Muhammad Nasir.

33.Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi.

34.Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi: Marwan Jafar.

Pewarta: Oleh Try Reza Essra

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014