Produksi padi petani di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meningkat di tengah pandemi COVID-19 dari 3,3 ton gabah kering giling menjadi 4,3 ton gabah kering giling per hektarenya.
"Kalau hasil panen petani yang sekarang sudah cukup bagus karena di musim tanam sebelumnya cenderung lebih rendah," kata Kepala Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung Tenny Meireni di Tanjung Pandan, Babel, Kamis.
Ia menjelaskan, luas panen padi di daerah itu pada periode Januari hingga Maret 2020 mencapai 272 hektare, dengan hasil produksi sebanyak 1.169 ton gabah kering giling.
"Produksi ini melebih dari perkiraan hasil panen yakni hanya sekitar 900 ton gabah giling kering saja," ujarnya.
Tenny menambahkan peningkatan produksi padi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya kondisi cuaca yang mendukung bagi pertumbuhan padi pada musim tanam Okotober-Maret lalu.
"Kalau musim tanam sebelumnya bukan gagal panen hanya hasilnya turun karena terjadinya kemarau yang lumayan lama," ujarnya.
Dikatakan, hampir seluruh padi milik petani di daerah itu saat ini telah selesai dipanen, hanya tersisa beberapa sawah saja akibat adanya keterlambatan menanam.
"Bahkan sekarang yang sudah panen mereka (petani) sudah menanam kembali, sehingga kami tetap memotivasi petani dan memberikan pendampingan penyuluhan pertanian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Kalau hasil panen petani yang sekarang sudah cukup bagus karena di musim tanam sebelumnya cenderung lebih rendah," kata Kepala Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung Tenny Meireni di Tanjung Pandan, Babel, Kamis.
Ia menjelaskan, luas panen padi di daerah itu pada periode Januari hingga Maret 2020 mencapai 272 hektare, dengan hasil produksi sebanyak 1.169 ton gabah kering giling.
"Produksi ini melebih dari perkiraan hasil panen yakni hanya sekitar 900 ton gabah giling kering saja," ujarnya.
Tenny menambahkan peningkatan produksi padi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya kondisi cuaca yang mendukung bagi pertumbuhan padi pada musim tanam Okotober-Maret lalu.
"Kalau musim tanam sebelumnya bukan gagal panen hanya hasilnya turun karena terjadinya kemarau yang lumayan lama," ujarnya.
Dikatakan, hampir seluruh padi milik petani di daerah itu saat ini telah selesai dipanen, hanya tersisa beberapa sawah saja akibat adanya keterlambatan menanam.
"Bahkan sekarang yang sudah panen mereka (petani) sudah menanam kembali, sehingga kami tetap memotivasi petani dan memberikan pendampingan penyuluhan pertanian," katanya.
Editor : Adhitya SM
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020