Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi taktis di lapangan menyusul gugurnya Pelda (Anumerta) Rama Wahyudi akibat serangan milisi bersenjata saat menjalankan tugas misi sebagai pasukan perdamaian PBB di wilayah Republik Demokratik Kongo, beberapa waktu lalu.
"Ya, tentu evaluasi yang kita laksanakan adalah evaluasi taktis di lapangan supaya tidak terjadi kejadian serupa," kata Hadi, saat menghadiri pelepasan jenazah Pelda Anumerta Rama Wahyudi, di Skuadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat.
Jenazah Rama Wahyudi diterbangkan ke Pekanbaru dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara.
Hadi menyebut PBB turut turun tangan dalam menginvestigasi peristiwa gugurnya Pelda Anumerta Rama.
Ke depan, lanjut dia, evaluasi taktis akan dilakukan agar prajurit TNI mendapatkan keamanan dalam menjalankan misi perdamaian PBB.
"Tentu PBB juga melaksanakan satu investigasi, sehingga apa yang kita inginkan kegiatan di sana secara taktis di lapangan semuanya aman karena kita mengikuti prosedur yang ada berdasarkan kejadian tersebut," kata mantan Kepala Staf TNI AU (Kasau) ini seraya berharap peristiwa itu tak terjadi lagi.
Baca juga: TNI AL kerahkan KAL Pelawan perkuat keamanan laut di Karimun
Baca juga: Serma Rama, Prajurit TNI yang gugur di Kongo
Panglima TNI menambahkan, seluruh keluarga besar TNI merasa kehilangan seorang prajurit terbaik pada misi perdamaian dan misi kemanusiaan.
Upacara yang dipimpin oleh Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang tersebut berlangsung khidmat dan dihadiri oleh sejumlah pejabat Mabes TNI, antara lain Kepala Staf Umum TNI (Kasum) Letjen TNI Joni Supriyanto, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Sisriadi, dan sejumlah pejabat di lingkungan Mabes TNI lainnya.
Hadir pula Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo beserta jajarannya serta perwakilan dari Kementerian Luar Negeri.
Diberitakan sebelumnya, seorang prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco Serma Rama Wahyudi gugur saat menjalankan tugas misi sebagai pasukan perdamaian PBB di wilayah Republik Demokratik Kongo, Afrika.
Komandan Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco Letkol Czi MP Sibuea mengungkapkan Serda Rama gugur karena diserang kelompok bersenjata di wilayah Makisabo, Kongo, Afrika pada Senin (22/6).
Sibeua menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada saat tugas pengiriman ulang logistik ke Temporary Operation Base (TOB) bagi prajurit Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco yang melaksanakan pembangunan Jembatan Halulu sebagai sarana pendukung bagi masyarakat setempat.
Ia mengungkapkan, ketika perjalanan kembali ke COB (Central Operation Base) terjadi penghadangan dengan dihujani tembakan ke arah konvoi kendaraan angkut personel yang dikawal oleh dua unit kendaraan tempur APC Malawi Batalion di wilayah Makisabo.
Sibuea mengatakan, serangan mendadak tersebut diduga dilakukan oleh Allied Democratic Forces (ADF), kelompok bersenjata yang berkonflik dengan Pemerintah Republik Demokratik Kongo.
"Usai kontak senjata, diketahui bahwa Serma Rama Wahyudi meninggal dunia akibat terkena tembakan yang menembus dada atas sebelah kiri, sementara satu prajurit TNI lainnya yang terluka saat ini mendapat perawatan di Rumah Sakit Level III Goma MONUSCO," kata Sibuea.
Baca juga: Anggota pasukan perdamaian Indonesia terbunuh di Kongo
Baca juga: Kasad tunggu kronologis soal prajurit TNI yang gugur di Kongo
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Ya, tentu evaluasi yang kita laksanakan adalah evaluasi taktis di lapangan supaya tidak terjadi kejadian serupa," kata Hadi, saat menghadiri pelepasan jenazah Pelda Anumerta Rama Wahyudi, di Skuadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat.
Jenazah Rama Wahyudi diterbangkan ke Pekanbaru dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara.
Hadi menyebut PBB turut turun tangan dalam menginvestigasi peristiwa gugurnya Pelda Anumerta Rama.
Ke depan, lanjut dia, evaluasi taktis akan dilakukan agar prajurit TNI mendapatkan keamanan dalam menjalankan misi perdamaian PBB.
"Tentu PBB juga melaksanakan satu investigasi, sehingga apa yang kita inginkan kegiatan di sana secara taktis di lapangan semuanya aman karena kita mengikuti prosedur yang ada berdasarkan kejadian tersebut," kata mantan Kepala Staf TNI AU (Kasau) ini seraya berharap peristiwa itu tak terjadi lagi.
Baca juga: TNI AL kerahkan KAL Pelawan perkuat keamanan laut di Karimun
Baca juga: Serma Rama, Prajurit TNI yang gugur di Kongo
Panglima TNI menambahkan, seluruh keluarga besar TNI merasa kehilangan seorang prajurit terbaik pada misi perdamaian dan misi kemanusiaan.
Upacara yang dipimpin oleh Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang tersebut berlangsung khidmat dan dihadiri oleh sejumlah pejabat Mabes TNI, antara lain Kepala Staf Umum TNI (Kasum) Letjen TNI Joni Supriyanto, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Sisriadi, dan sejumlah pejabat di lingkungan Mabes TNI lainnya.
Hadir pula Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo beserta jajarannya serta perwakilan dari Kementerian Luar Negeri.
Diberitakan sebelumnya, seorang prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco Serma Rama Wahyudi gugur saat menjalankan tugas misi sebagai pasukan perdamaian PBB di wilayah Republik Demokratik Kongo, Afrika.
Komandan Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco Letkol Czi MP Sibuea mengungkapkan Serda Rama gugur karena diserang kelompok bersenjata di wilayah Makisabo, Kongo, Afrika pada Senin (22/6).
Sibeua menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada saat tugas pengiriman ulang logistik ke Temporary Operation Base (TOB) bagi prajurit Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco yang melaksanakan pembangunan Jembatan Halulu sebagai sarana pendukung bagi masyarakat setempat.
Ia mengungkapkan, ketika perjalanan kembali ke COB (Central Operation Base) terjadi penghadangan dengan dihujani tembakan ke arah konvoi kendaraan angkut personel yang dikawal oleh dua unit kendaraan tempur APC Malawi Batalion di wilayah Makisabo.
Sibuea mengatakan, serangan mendadak tersebut diduga dilakukan oleh Allied Democratic Forces (ADF), kelompok bersenjata yang berkonflik dengan Pemerintah Republik Demokratik Kongo.
"Usai kontak senjata, diketahui bahwa Serma Rama Wahyudi meninggal dunia akibat terkena tembakan yang menembus dada atas sebelah kiri, sementara satu prajurit TNI lainnya yang terluka saat ini mendapat perawatan di Rumah Sakit Level III Goma MONUSCO," kata Sibuea.
Baca juga: Anggota pasukan perdamaian Indonesia terbunuh di Kongo
Baca juga: Kasad tunggu kronologis soal prajurit TNI yang gugur di Kongo
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020