Pangkalpinang (Antara Babel) - Nelayan tradisional di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengeluhkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang tinggi dan sangat memberatkan mereka.

"Saat ini harga solar lebih mahal yaitu menjadi Rp7.500 dibanding sebelumnya hanya Rp5.500 per liter, sehingga biaya melaut juga bertambah," kata seorang nelayan, Bustam di Pangkalpinang, Minggu.

Menurut dia, kenaikan harga BBM saat ini cukup tinggi sementara harga ikan di pasaran masih rendah sehingga hasil yang diperoleh terkadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Saat ini harga BBM sudah naik, tapi harga ikan yang kami jual masih bertahan stabil. Seharusnya harga ikan juga naik menyusul kenaikan harga BBM," ujarnya.

Ia menjelaskan, harga ikan bulat masih bertahan Rp20 ribu per kilogram, tenggiri Rp45 per kilogram dan cumi-cumi Rp40 ribu per kilogram.

"Terkadang kami rugi saat menjual hasil tangkapan karena tidak sebanding dengan biaya yang kami keluarkan selama melaut," ujarnya.

Demikian juga Dani, seorang nelayan di Pangkalpinang yang mengaku terbebani dengan tingginya harga BBM jenis solar.

Ia berharap pemerintah mengkaji ulang kenaikan harga BBM sehingga dapat mengurangi beban nelayan.

"Sedangkan naik Rp1.000 saja cukup memberatkan apa lagi naik Rp2.000. Kami harus menargetkan tangkapan lebih banyak dibanding sebelumnya," ujarnya.

Pewarta: Oleh: Mulki

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014