Pangkalpinang, 2/2 (Antara Babel) - Perayaan Tahun Baru Imlek 2564 diharapkan dapat memperkuat persatuan antaretnis di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

        "Harapan kami pada tahun baru Imlek kali ini adalah semakin kuatnya rasa persatuan dan kesatuan antaretnis di Bangka Belitung dan di tanah air, jangan lagi ada kerusuhan dan pertikaian, biarkan semua menjadi damai dan tenteram," kata Sekretaris Klenteng Kwan Tie Miau, Harry Sutanto di Pangkalpinang, Sabtu.

        Harry mengatakan, persatuan antaretnis di Babel memang sudah terjalin dan terpelihara sejak masa kolonial.  
   "Salah satu contoh kerukunan dan persatuan antaretnis di sini adalah adanya tradisi silaturahmi antarwarga saat tahun baru Imlek," kata Harry.

        Harry mengatakan Imlek senantiasa menjadi momentum keakraban antarsesama manusia di bumi Bangka Belitung.

        "Selama 15 hari, dimulai sejak perayaan Imlek hingga puncak perayaan saat Cap Go Meh, kita biasa melakukan tradisi silaturahmi yang sangat identik dengan budaya Melayu," katanya.

        Pada hari-hari itu, biasanya, warga di Bangka Belitung, akan saling mengunjungi, terutama mereka akan pergi ke rumah-rumah warga etnis China yang merayakan Imlek.

        Budayawan sekaligus Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Akhmad Elvian, mengatakan kerukunan tersebut merupakan hasil dari asimilasi budaya yang sudah ada sejak zaman kolonial.

        "Dari dulu kita sudah hidup berdampingan, oleh sebab itu ada beberapa nilai yang terserap dari budaya satu sama lain," katanya.

        Karena keunikannya itu, Tahun Baru Imlek di Pangkalpinang sudah dimasukkan ke dalam kalender budaya dan pariwisata dengan pusat kegiatan dilaksanakan di klenteng-klenteng pemujaan masyarakat keturunan Tionghoa seperti di Klenteng Kwan Tie Miaw, Klenteng Satya Budi, Klenteng Sen Mu Miaw, Klenteng Dewi Kwan Im, serta di pemukiman Tionghoa di kawasan Nai Si Fuk atau Kampung Bintang.

Pewarta:

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013