Kepolisian Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyita 2 ton daging kerbau beku asal India dan Australia yang tidak layak konsumsi, karena tidak menggunakan alat transportasi berstandar untuk mengangkut produk pertanian itu.
"Kita segera menyerahkan kasus daging impor tidak sesuai standar ini ke Dirkrimsus untuk ditindaklanjuti lebih lanjut pekara ini," kata Kasudit III Jatanras Polda Kepulauan Babel, AKBP Wahyudi usai mengamankan 2 ton daging beku impor di Pelabuhan Pangkalbalam, Senin.
Ia mengatakan sebanyak 2 ton daging beku impor ini masuk melalui Pelabuhan Pangkalbalam menggunakan truk biasa dan tidak memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan dan dicampur dengan barang-barang lainnya, sehingga produk daging impor tersebut berpotensi terkontamidasi bakteri penyakit berbahaya.
Selain itu, dokumen kesehatan daging beku impor tersebut tidak sesuai dengan dokumen kesehatan dari daerah pemasukan. Dalam dokumen tertera dua jenis daging beku dan setelah diperiksa ternyata di dalam daging tersebut terdapat jeroan dan lidah sapi beku.
Baca juga: Polda Babel perketat medsos cegah hoax dan kampanye hitam
"Sebanyak 2 ton daging beku itu diantaranya daging kerbau beku dari India sebanyak 1.400 kilogram, daging sapi beku dari Australia 400 kilogram, jeroan dan lidah beku dari Australia sebanyak 200 kilogram," ujarnya.
Menurut dia dalam penangkapan daging beku impor tidak sesuai dengan standar kesehatan ini Polda telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Babel dan pihak pelabuhan.
"Kalau seandainya daging beku ini menggunakan mobil memiliki alat pendingin sesuai standar tentu tidak bermasalah, tetapi produk daging ini menggunakan truk biasa dan dicampur dengan barang-barang lainnya tentu akan menimbulkan bakteri-bakteri penyakit yang akan mengganggu kesehatan masyarakat," katanya.
Ia menambahkan untuk mencegah daging beku terkontamindasi bakteri berbahaya, alat pengangkutan harus memiliki alat pendingin minimal minus 18 derajat celcius.
"Kalau mobil biasa seperti ini tentunya tidak memiliki alat pendingin yang mencapai minus 18 derajat celcius, sehingga bakteri-bakteri penyakit dapat berkembang dan menular ke hewan lainnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Kita segera menyerahkan kasus daging impor tidak sesuai standar ini ke Dirkrimsus untuk ditindaklanjuti lebih lanjut pekara ini," kata Kasudit III Jatanras Polda Kepulauan Babel, AKBP Wahyudi usai mengamankan 2 ton daging beku impor di Pelabuhan Pangkalbalam, Senin.
Ia mengatakan sebanyak 2 ton daging beku impor ini masuk melalui Pelabuhan Pangkalbalam menggunakan truk biasa dan tidak memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan dan dicampur dengan barang-barang lainnya, sehingga produk daging impor tersebut berpotensi terkontamidasi bakteri penyakit berbahaya.
Selain itu, dokumen kesehatan daging beku impor tersebut tidak sesuai dengan dokumen kesehatan dari daerah pemasukan. Dalam dokumen tertera dua jenis daging beku dan setelah diperiksa ternyata di dalam daging tersebut terdapat jeroan dan lidah sapi beku.
Baca juga: Polda Babel perketat medsos cegah hoax dan kampanye hitam
"Sebanyak 2 ton daging beku itu diantaranya daging kerbau beku dari India sebanyak 1.400 kilogram, daging sapi beku dari Australia 400 kilogram, jeroan dan lidah beku dari Australia sebanyak 200 kilogram," ujarnya.
Menurut dia dalam penangkapan daging beku impor tidak sesuai dengan standar kesehatan ini Polda telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Babel dan pihak pelabuhan.
"Kalau seandainya daging beku ini menggunakan mobil memiliki alat pendingin sesuai standar tentu tidak bermasalah, tetapi produk daging ini menggunakan truk biasa dan dicampur dengan barang-barang lainnya tentu akan menimbulkan bakteri-bakteri penyakit yang akan mengganggu kesehatan masyarakat," katanya.
Ia menambahkan untuk mencegah daging beku terkontamindasi bakteri berbahaya, alat pengangkutan harus memiliki alat pendingin minimal minus 18 derajat celcius.
"Kalau mobil biasa seperti ini tentunya tidak memiliki alat pendingin yang mencapai minus 18 derajat celcius, sehingga bakteri-bakteri penyakit dapat berkembang dan menular ke hewan lainnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020