Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meluncurkan Siap Cegah Stunting "Si Centing", sebagai langkah pemerintah daerah membangun sumber daya manusia generasi unggul dan bebas anak kurang gizi serta kerdil.

"Si Centing ini atau program pemberian makanan sehat dan bergizi berbasis pangan lokal," kata Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan usai meluncurkan "Si Centing" di Pangkalpinang, Selasa.

Pada peluncuran "Si Centing" itu, Gubernur Kepulauan Babel menyerahkan secara simbolis anggaran kegiatan pemberian makanan tambahan bagi peserta posyandu sebesar Rp993.600.000 untuk 69 desa.

Ia mengatakan peluncuran Si Centing atau penambahan makanan tambahan bergizi kepada anak-anak kurang mampu ini bekerja sama dengan TP PKK Provinsi Kepulauan Babel, dalam mewujudkan generasi unggul yang bebas stunting.

"Meskipun persentase angka stunting Bangka Belitung masih di bawah angka rata-rata nasional, namun hal ini tidak membuat kita berdiam diri saja," ujarnya.

Sebagai contoh, orang kota bangga makan makanan cepat saji yang populer saat ini, padahal makanan lokal seperti ikan teri yang ada di desa-desa jauh lebih bergizi.

"Saya pernah datang ke sebuah desa penghasil ikan teri di Bangka Barat, tetapi di desa tersebut masih tinggi angka stuntingnya, karena pemahaman masyarakat yang masih rendah dalam mengelola pangan lokal bergizi," ujarnya.

Menurut dia makanan bergizi itu tidak harus mahal. Ibu-ibu kader PKK harus bisa mencari peluang untuk cari makanan bergizi yang berasal dari sumber makanan lokal. Kita juga harus memberikan pemahaman mengenai nilai gizi ikan yang ada di desa-desa.

"Jangan sampai, penduduk desa kita tidak sehat, padahal pangan bergizi banyak terdapat di desa tersebut," katanya.

Ia menambahkan stunting ini bukan hanya tentang makanan bergizi saja. Tetapi faktor penyumbang angka stunting salah satunya adalah karena adanya pernikahan anak usia dini. Kita harus memberikan sosialisasi bagaimana mencegah hal ini.

"Perencanaan kehamilan yang baik dimulai dari pernikahan yang sah sehingga kedua belah pihak siap menjadi orang tua dan memperhatikan asupan gizi dari masa sebelum kehamilan," katanya.

Kepala DPMD Provinsi Kepulauan Babel, Yulizar Adnan mengungkapkan penanganan stunting perlu secara menyeluruh atau lintas sektoral dengan melakukan intervensi gizi terpadu yang mencakup intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.

"Kami berharap agar gerakan ini bisa mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten dan kota serta masyarakat, sehingga Babel bisa terbebas dari stunting," katanya. ***3***

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020