Sungailiat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, gencar mengampanyekan pencegahan stunting di daerah itu untuk mempercepat terwujudnya wilayah nihil stunting.
"Kampanye cegah stunting kami lakukan untuk memberikan pemahaman masyarakat mengenai pola hidup sehat terutama masyarakat di lokasi fokus stunting," kata Penjabat Bupati Bangka M Haris di Sungailiat, Senin.
Dia mengajak organisasi masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, lembaga pemerintah seperti Kementerian Agama, swasta, dan kelompok yang lain bersama-sama mengampanyekan pencegahan stunting, karena pencegahan stunting harus dilakukan secara terpadu.
"Saya optimistis pencegahan stunting dan bahkan mewujudkan Kabupaten Bangka nihil stunting dapat terealisasi pada tahun 2024, jika dikerjakan bersama-sama. Stunting itu bukan hanya dari faktor makanan saja, tetapi bisa juga dari faktor lainnya terutama kesehatan," ujar M Haris.
Selain menggencarkan kampanye pencegahan stunting, kata dia, pihaknya juga melakukan berbagai intervensi spesifik percepatan penurunan stunting seperti skrining anemia, konsumsi tablet tambah darah (TTD) remaja putri, pemeriksaan kehamilan, konsumsi tablet tambah darah ibu hamil.
Kemudian pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronik (KEK), pemantauan pertumbuhan balita, ASI eksklusif, pemberian MPASI kaya protein hewani bagi anak usia di bawah dua tahun, tata laksana balita dengan masalah gizi, peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi, serta edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga mengenai pola hidup sehat.
M Haris mengatakan kasus stunting di Kabupaten Bangka pada tahun 2023 sebanyak 320 anak dan sekarang turun menjadi 255 anak yang tersebar di sembilan desa lokasi fokus stunting, yakni Desa Payabenua, Petaling Banjar, Mendo, Labuh Air Pandan, Penagan, Kota Kapur, Gunung Muda, Kemuja, dan Banyu Asin.
"Kami targetkan prevalensi stunting mengalami penurunan hingga akhir 2024 Kabupaten Bangka nihil stunting," ujar dia.
Menurut dia, kampanye cegah stunting ini harus terus digaungkan sampai Kabupaten Bangka bebas dari stunting dan bisa menyumbang generasi muda yang berkualitas berdaya saing untuk generasi emas pada tahun 2045.
"Percepatan penurunan stunting pada balita adalah program prioritas pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024. Target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14 persen," katanya.