Sungailiat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), gencar kampanye pencegahan stunting karena masih menemukan balita di daerah itu kekurangan gizi.
"Kampanye pencegahan stunting terutama bagi masyarakat di lokasi khusus stunting sangat penting, supaya semua balita tumbuh sehat," kata Penjabat (Pj) Bupati Bangka Jantani Ali di Sungailiat, Senin.
Ia mengatakan pencegahan stunting menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk peran swasta, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan.
"Masalah ini tidak bisa hanya diselesaikan oleh pihak pemerintah tanpa dukungan pihak lain," ujarnya.
Dinas Pangan dan Pertanian, kata Jantani Ali, ikut andil dengan mendorong masyarakat mengonsumsi makanan sehat meskipun sederhana namun mengandung gizi seperti, jenis umbi-umbian yang mudah di jangkau oleh masyarakat di desa.
Kasus stunting menjadi perhatian serius baik pemerintah pusat maupun daerah supaya segera diselesaikan guna kepentingan generasi muda Indonesia yang tumbuh sehat.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Nora Sukma Dewi menyebut angka stunting di Kabupaten Bangka sampai dengan April 2025 sebesar 1,17 persen atau 269 balita dari 23.013 balita yang ditimbang.
"Saya optimis dengan kerja bersama melakukan pencegahan dan penanganan, kasus stunting di sejumlah desa lokasi fokus dapat diturunkan," kata Nora.
Banyak indikator penyebab stunting, kata dia, mulai pernikahan dini, keterbatasan pengetahuan masyarakat terutama di desa mengenai pola asupan makanan bergizi bagi balita dan hal yang lain.
Diketahui dari beberapa desa lokasi fokus stunting, terdapat satu desa yakni Desa Mendo yang mengalami peningkatan kasus stunting sebanyak 10 balita.