Sungailiat (ANTARA) - Angka kasus stunting pada anak balita di tiga dari 11 desa lokus penanganan stunting di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sudah nol menurut data Dinas Kesehatan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka dr. Then Suyanti di Sungailiat, Selasa, desa lokus penanganan stunting yang sudah tanpa kasus stunting meliputi Desa Rukam, Desa Maras Senang, dan Desa Saing.
Ia menjelaskan, keberhasilan penanganan stunting di ketiga desa itu merupakan buah dari upaya terpadu yang mencakup pemberian tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri, pencegahan perkawinan pada usia dini, pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan balita, konseling gizi, serta peningkatan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak.
Angka kasus stunting di delapan desa lokus penanganan yang lain, menurut dia, pada akhir 2022 tersisa 79 kasus yang tersebar di Cengkong Abang (6), Air Duren (4), Gunung Muda (13), Rindang Pandang (10), Penagan (17), Neknang (6), Mendo (11), dan Kotakapur (12).
Ia mengatakan bahwa sisa kasus stunting di desa-desa lokus penanganan pada akhir 2022 sudah jauh lebih rendah dibandingkan pada tahun 2021, ketika angka kasus stunting pada anak usia nol sampai 59 bulan masih 426 kasus.
"Saya optimis, dengan memperkuat kerja sama dengan semua pihak, kasus stunting tahun 2023 kembali dapat diturunkan seminimal mungkin," kata dia.
Instansi yang mendukung upaya pencegahan stunting di Kabupaten Bangka antara lain Kantor Kementerian Agama.
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka Kurnia sebelumnya mengatakan bahwa Kantor Kementerian Agama menyediakan layanan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin, yang materinya mencakup kesehatan reproduksi dan pencegahan stunting.
"Pembinaan tidak hanya diberikan bagi calon pengantin melainkan juga diberikan bagi remaja," katanya.
Ia menambahkan, Kantor Kementerian Agama telah melakukan pembinaan pra-nikah di beberapa sekolah menengah atas, termasuk SMA Negeri Pemali, SMA Negeri Merawang, SMA Setia Budi, dan Sekolah Pelayaran.