Toboali, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menetapkan tiga desa yang menjadi lokasi khusus penanganan kasus stunting.
"Kita menetapkan tiga desa yang menjadi lokus penanganan stunting 2024 yaitu Desa Bedengung, Tanjung Sangkar dan Desa Tanjung Labu," kata Sekretaris Daerah Pemkab Bangka Selatan Harris Setiawan dalam rapat koordinasi percepatan penanganan stunting di Toboali, Jumat.
Penetapan lokasi khusus (lokus) stunting kata Hariis berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan.
"Pada 2024 lokus stunting kita ada di empat desa, tahun ini intervensi stunting fokus pada tiga desa saja," ujarnya.
Hariis berharap evaluasi dan monitoring ini membuat persentase stunting dapat menurun sesuai dengan target yang telah ditetapkan pemerintah daerah.
"Saya mengajak seluruh lintas sektor mulai dari desa, kecamatan, hingga tingkat kabupaten untuk saling berkolaborasi dalam menangani stunting," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Bangka Selatan Agus Pranawa mengatakan, penetapan lokus stunting tersebut berdasarkan dari survey status gizi Indonesia (SSGI).
"Prevalensi stunting di tiga desa itu juga hasil dari aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E- PPGBM) masih diatas 10 persen," ujarnya.
Agus mengatakan aplikasi E-PPGMB itu memudahkan para tenaga pelaksana gizi dan para pemangku kebijakan dalam mengambil langkah strategis terkait stunting.
Ia mengatakan stunting bukan hanya pada makanan saja tetapi pola asuh yang salah juga sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak, mulai dari jajan sembarangan, serta asupan gizi yang memang sangat kurang sekali.
"Pola asuh anak juga menjadi salah satu penyebab tumbuh kembang anak menjadi terhambat atau mengalami stunting," ujarnya.