Manggar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur menargetkan prevalansi stunting Kabupaten pada 2025 ini berada di angka 17,3 persen atau turun dari 2024 lalu yakni 14,00 persen. Berdasarkan data terbaru Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPBGM), saat ini angka prevalansi stunting Kabupaten Beltim di angka 5,71 persen.
“Dari angka 5,71 itu, bersama-sama OPD terkait serta mitra mereka termasuk PKK bisa menurunkan angka stunting. Makin rendah-makin rendah dari tahun ke tahun di bawah target yang ditetapkan,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Beltim, Mathur Noviansyah usai Membuka Rapat Koordinasi dengan Berbagai Stakeholders dan Mitra Kerja dalam Rangka Evaluasi Penurunan Kasus Stunting, di Manggar, Selasa (29/4).
Untuk menekan angka tersebut, OPD terkait yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupen Beltim tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Mitra kerja seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), pemerintah desa serta pihak swasta juga mesti dilibatkan.
“Karena adanya pembatasan anggaran ini kita dituntut kreatif dan inovatif. Swata bantu lewat CSR dan Pemerintah Desa juga wajib mengalokasi APBDesnya untuk membantu penanangan stunting,” ujar Mathur yang mewakili Bupati Beltim, Kamarudin Muten .
Pemkab Beltim akan medukung dan menjalankan seluruh program pemerintah pusat dalam upaya penurunan stunting. Namun ditekankan Mathur semua itu tidak akan berjalan efektif tanpa adanya dukungan dari seluruh pihak.
“Karena objeknya adalah masyarakat maka peran serta masyarakat itu sangat penting dalam rangka mensukseskan program pemerintah,” tambah Mathur.