Koba, Babel, (ANTARA) - Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menjadi daerah lokasi fokus (lokus) penangana dalam percepatan penurunan stunting secara terintegrasi.
"Bangka Tengah ditetapkan sebagai daerah lokus stunting dalam rangka percepatan penurunan angka kasus stunting di tanah air," kata Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman di Koba, Minggu.
Data Dinas Kesehatan Bangka Tengah tercatat 13 desa di enam kecamatan yang menjadi lokus stunting (kekerdilan pada anak/tinggi badan lebih pendek dari anak sesusianya) di antaranya Desa Tanjung Gunung, Batu Belubang, Lubuk Pabrik, Kulur Ilir, Sungai Selan, Sungai Selan Atas, Sarang Mandi, Romadhon, Tanjung Pura, Keretak Atas, Melabun, Kerantai, dan Belilik.
"Memang sudah mulai memberikan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk saya sudah minta ke Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) untuk membantu menggerakkan masyarakat tentang betapa pentingnya untuk hidup sehat dan menunda pernikahan dini," ujar bupati.
Bangka Tengah bertekad dengan ditetapkan lokus stunting maka ke depan angka kasus menjadi zero.
"Kita sudah melibatkan lintas sektoral untuk bekerja keras menekan angka kasus stunting," ujarnya.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah, mencatat hingga Maret 2021 terdapat 3,31 persen dari jumlah anak usia bawah lima tahun (balita) yang mengalami stunting.
Angka tersebut turun dibanding bulan yang sama tahun lalu sebesar 5,37 persen dan terjadinya penurunan kasus karena ada upaya secara masif dan terkoordinasi dalam menekan angka kasus stunting.
Bahkan Bangka Tengah termasuk angka kasus stunting terendah dibanding dengan daerah lainnya di Babel.