Ratusan guru di Kalimantan dan Papua berpartisipasi dalam lokakarya virtual edukasi pencegahan karhutla (kebakaran hutan dan lahan) yang diselenggarakan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food.

Siaran pers Sinar Mas Agribusiness and Food yang diterima Antara di Pangkalpinang, Senin, menyebutkan pelaksanaan lokakarya tersebut merupakan yang kedua kalinya, di mana kegiatan serupa diselenggarakan perusahaan bersama 200 guru dari enam provinsi di Sumatera pada akhir Juli lalu.

"Lokakarya virtual edukasi pencegahan karhutla ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran buku cerita Rumbun dan Sahabat Rimba pada awal 2020," kata Managing Director Sustainability, Sinar Mas Agribusiness and Food, Agus Purnomo.

Ia mengatakan, tujuan pelaksanaan lokakarya ini supaya anak-anak memahami dampak karhutla dan cara pencegahannya melalui proses edukasi yang menarik dan menyenangkan.

"Setelah sukses dengan lokakarya virtual edukasi pencegahan karhutla pertama di Sumatera, kami ingin memperluas dan memberikan kesempatan yang sama kepada para guru di Kalimantan dan Papua. Harapannya, anak-anak dari ujung Barat dan Timur Indonesia dapat memahami pentingnya mencegah karhutla dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Sehingga kelak ketika mereka dewasa, kejadian karhutla dapat dihindari,” jelas Agus Purnomo.


Dengan adanya pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, pelaksanaan kegiatan lokakarya ini menghadapi tantangan tersendiri. Rencana awal, kegiatan akan dilakukan melalui tatap muka langsung. Namun, penyesuaian dilakukan dari berbagai sisi termasuk mengubah konsep pelaksanaan menjadi virtual.

Selain itu, konektivitas internet yang bervariasi di tanah air juga menjadi perhatian tersendiri. Ditambah perbedaan waktu wilayah Kalimantan dan Papua, membuat beberapa peserta harus memulai kegiatan lebih pagi.

Kegiatan edukasi yang dilakukan melalui lokakarya ini diharapkan dapat membangun kesadaran secara perlahan kepada masyarakat khususnya anak-anak sebagai generasi penerus sekaligus melengkapi inisiatif perusahaan yang sudah berjalan sejak 2016, Desa Makmur Peduli Api (DMPA).


Peserta lokakarya sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Pertanyaan demi pertanyaan muncul dari para guru karena konten materi yang sangat berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari maupun terkait pengembangan kapasitas mereka. Walhasil, beberapa pertanyaan harus dijawab setelah acara melalui surat elektronik (e-mail) karena keterbatasan waktu.

“Kami pengajar dari Papua juga perlu mendapatkan pengetahuan edukasi pencegahan karhutla. Terlebih, hutan bagi masyarakat Papua adalah hal yang sangat penting. Selain menyuplai oksigen, hutan adalah bagian dari adat kami,” kata Afni Bagunda, peserta dari Papua.

Kalimantan menjadi sasaran kegiatan mengingat area terbakar di luar konsesi kelapa sawit yang tinggi pada 2019 khususnya Kalimantan Barat, Tengah dan Selatan. Tidak kalah, Papua juga mengalami kebakaran lahan yang luas yaitu lebih dari 100.000 hektar.

Buku cerita Rumbun dan Sahabat Rimba dan materi edukasi lainnya saat ini tersedia dan dapat diunduh secara online. Perusahaan akan meneruskan keterlibatan bersama para guru melalui tips harian yang akan dikirimkan melalui WhatsApp untuk memastikan mereka mendapat dukungan dalam menerapkan apa yang telah dipelajari selama lokakarya.

Pewarta: Try M Hardi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020