Jakarta (ANTARA) -
“Tahun ini kami telah melakukan perjanjian kredit dengan total nilai lebih dari 210 milyar dengan 504 petani swadaya di Sumatera Selatan. Diharapkan dengan adanya perjanjian kredit ini, dapat memudahkan petani swadaya dalam melakukan peremajaan sawit sehingga kedepannya produktivitas kebun dan kesejahteraan mereka bisa meningkat”, jelas Iswanto Nadjaja, CEO Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Sumatera Selatan.
Saat ini, industri kelapa sawit Indonesia ditopang oleh kurang lebih 40% petani sawit rakyat. Dengan jumlah tersebut, petani sawit rakyat merupakan sebuah potensi yang besar untuk membantu meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional. Namun demikian, ada beragam tantangan yang ditemui, antara lain kondisi tanaman sudah berumur diatas 25 tahun dengan tinggi lebih dari 15 meter, yang menyebabkan menurunnya hasil TBS 10-15 ton/hektar/tahun dan rendahnya pendapatan petani yang mencapai Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000/bulan/hektar. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah program kemitraan yang mampu meningkatkan kesejahteraan terutama petani sawit rakyat di Indonesia.
Program peremajaan kelapa sawit yang terintegrasi dan berkelanjutan (closed loop business model) melalui Perusahaan Mitra (bertindak sebagai off taker), Bank, Koperasi dan Pemerintah dinilai sebagai sebuah model pengembangan yang tepat, untuk memberikan harapan baru bagi para petani sawit rakyat di tanah air. Program ini bertujuan untuk meremajakan kebun kelapa sawit petani swadaya dengan areal ± 2 juta hektar dengan menggunakan bibit unggul dan bersertifikat serta melakukan praktek agronomi yang baik dan perusahaan mitra sebagai off taker. Dengan demikian diharapkan hasil Tandan Buah Segar meningkat mencapai 23 – 25 ton/hektar/tahun sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Sementara itu Satria Prana Idbariza, Ketua Koperasi Tiara Sawit Permai mengungkapkan, “Kami bersyukur dengan kemitraan strategis yang terjalin antara koperasi, Sinar Mas Agribusiness and Food, dan BRI untuk membantu para petani mendapatkan pembiayaan peremajaan kebun sawit. Selain itu, perusahaan juga membantu kami menyediakan bibit unggul bersertifikat, mengelola kebun dengan praktik agronomi yang baik, menyesuaikan harga TBS dengan harga Dinas Perkebunan, serta sertifikasi lahan dan sertifikasi sawit berkelanjutan (ISPO dan RSPO).”
Proses peremajaan dengan standar perkebunan yang baik juga membutuhkan waktu yang cukup panjang, terutama dalam melengkapi dokumen perizinan, dokumen kemitraan dan kebutuhan dokumen pembiayaan untuk perbankan. Oleh karena itu pentingnya peranan dan dukungan dari semua pihak, termasuk dari pemerintah untuk merealisasikan program ini. Salah satu peran penting pemerintah adalah menetapkan kebijakan yang dibutuhkan untuk mendukung Program Peremajaan Sawit Rakyat. Kebijakan tersebut mencakup penyediaan Kredit Usaha Rakyat khusus untuk kelapa sawit dengan persyaratan yang mudah diakses petani, pola kemitraan yang teritegrasi dan berkelanjutan yang menguntungkan petani. Kolaborasi yang baik antara petani, pemerintah, perbankan dan Perusahaan Mitra Usaha Strategis (off taker) diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup petani kelapa sawit, pahlawan pangan kita.