Toboali, Bangka Selatan, 7/2 (Antara Babel) - Bupati Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung Jamro H. Jalil menyatakan, kebijakan larangan buah impor ke Indonesia, menguntungkan petani buah lokal karena permintaan buah lokal meningkat.
"Kebijakan larangan buah impor ini akan membangkitkan minat petani mengembangkan buah lokal, karena permintaan meningkat dan harga buah lokal naik karena konsumsi buah masyarakat beralih ke buah lokal," ujar Jamro Jalil di Toboali, Kamis.
Ia menjelaskan, selama ini, minat petani mengembangkan buah lokal seperti nanas, pepaya, rambutan, durian, salak, duku dan lainnya masih kurang, karena harga jual buah yang rendah, sehingga petani menilai mengembangkan buah kurang menguntungkan.
"Ketersediaan buah lokal cukup berlimpah untuk memenuhi konsumsi masyarakat, apalagi saat musim buah tiba, ketersediaan buah lokal berlimpah sehingga harga buah tersebut anjlok," ujarnya.
Ia mengatakan, kebijakan larangan buah impor ini merupakan kebijakan prorakyat, namun demikian, kebijakan ini harus konsisten dengan pengawasan yang ketat, jangan sampai larangan sudah dikeluarkan tetapi buah-buah impor seperti anggur, apel, jeruk dan lainnya masih ada di pasaran.
"Kami mendukung kebijakan ini dan berupaya mengajak petani untuk mengembangkan buah lokal yang berkualitas, agar buah hasil petani tidak saja dijual di pasar lokal tetapi pasar nasional," ujarnya.
Menurut dia, apabila kebijakan ini dijalankan dengan konsisten dengan pengawasan yang ketat, tentunya produktifitas petani lokal akan membaik dan mendorong para pengangguran untuk memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami berbagai buah-buahan.
"Kebijakan ini akan membuka peluang usaha tani baru karena masyarakat yang masih mengganggur akan berbondong-bondong mengelola lahannya, karena hasil tanamannya punya harga di pasaran," ujarnya.
Ia berharap, Dinas Pertanian dan Perkebunan untuk terus mendorong masyarakat untuk mengembangkan buah lokal, melalui pembinaan, pelatihan dan menyediakan bibit tanaman buah-buahan berkualitas.
"Larangan impor buah ini tidak akan mempengaruhi kelangkaan buah di pasaran karena ketersediaan buah lokal cukup untuk memenuhi konsumsi masyarakat yang cukup tinggi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
"Kebijakan larangan buah impor ini akan membangkitkan minat petani mengembangkan buah lokal, karena permintaan meningkat dan harga buah lokal naik karena konsumsi buah masyarakat beralih ke buah lokal," ujar Jamro Jalil di Toboali, Kamis.
Ia menjelaskan, selama ini, minat petani mengembangkan buah lokal seperti nanas, pepaya, rambutan, durian, salak, duku dan lainnya masih kurang, karena harga jual buah yang rendah, sehingga petani menilai mengembangkan buah kurang menguntungkan.
"Ketersediaan buah lokal cukup berlimpah untuk memenuhi konsumsi masyarakat, apalagi saat musim buah tiba, ketersediaan buah lokal berlimpah sehingga harga buah tersebut anjlok," ujarnya.
Ia mengatakan, kebijakan larangan buah impor ini merupakan kebijakan prorakyat, namun demikian, kebijakan ini harus konsisten dengan pengawasan yang ketat, jangan sampai larangan sudah dikeluarkan tetapi buah-buah impor seperti anggur, apel, jeruk dan lainnya masih ada di pasaran.
"Kami mendukung kebijakan ini dan berupaya mengajak petani untuk mengembangkan buah lokal yang berkualitas, agar buah hasil petani tidak saja dijual di pasar lokal tetapi pasar nasional," ujarnya.
Menurut dia, apabila kebijakan ini dijalankan dengan konsisten dengan pengawasan yang ketat, tentunya produktifitas petani lokal akan membaik dan mendorong para pengangguran untuk memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami berbagai buah-buahan.
"Kebijakan ini akan membuka peluang usaha tani baru karena masyarakat yang masih mengganggur akan berbondong-bondong mengelola lahannya, karena hasil tanamannya punya harga di pasaran," ujarnya.
Ia berharap, Dinas Pertanian dan Perkebunan untuk terus mendorong masyarakat untuk mengembangkan buah lokal, melalui pembinaan, pelatihan dan menyediakan bibit tanaman buah-buahan berkualitas.
"Larangan impor buah ini tidak akan mempengaruhi kelangkaan buah di pasaran karena ketersediaan buah lokal cukup untuk memenuhi konsumsi masyarakat yang cukup tinggi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013