Pangkalpinang (Antara Babel) - Bantuan perluasan lahan karet petani di Provinsi Bangka Belitung (Babel), menggunakan APBN 2015 dikurangi karena karet bukan komoditas unggulan nasional.

"Pada tahun ini, tebu merupakan komoditas unggulan yang akan dikembangkan pemerintahan sehingga berdampak terhadap pengurangan bantuan pengembangan perkebunan karet," kata Kabid Perkebunan Distanbunnak Babel, Sunaryo di Pangkalpinang, Kamis.

Ia menjelaskan, bantuan perluasan perkebunan karet yang diajukan ke pemerintah pusat dikurangi hingga 50 persen. Misalnya, pengajuan bantuan perluasan kebun karet di Belitung, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Bangka Barat seluas 800 hektare dan disetujui separohnya saja.

"Alhamdullilah, pemerintah pusat masih mau menyalurkan bantuan kepada komoditas unggulan daerah ini, karena ada sebagian daerah yang tidak mendapatkan bantuan anggaran untuk meningkatkan komoditas unggulannya," ujarnya.

Menurut dia, untuk mendukung program pemerintah memperluas perkebunan tebu untuk meningkatkan produksi gula pasir nasional cukup sulit, karena minat petani kurang mengembangkan perkebunan tebu tersebut.

Selain itu, tanaman tebu ini kurang cocok dengan tanah di Babel yang memiliki kadar keasaman yang tinggi, berpasir sehingga akan membutuhkan biaya yang besar untuk mengembangkan komoditas tersebut.    
    
"Saat ini, petani lebih berminat berkebun karet karena dinilai lebih menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya," ujarnya.

Ia mengatakan, minat petani mengembangkan karet ini cukup tinggi karena biaya pemeliharaan dan perawatan tanaman cukup murah dibandingkan tanaman lainnya seperti lada putih dan sawit yang membutuhkan perawatan khusus dan biaya tinggi.

"Petani cukup membersihkan semak-semak belukar di sekitar pohon karet dan memberi pupuk, tidak seperti tanaman lainnya yang membutuhkan perawatan khusus biaya yang cukup tinggi," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015