Pangkalpinang (ANTARA) - Kantor Pemasaran Bersama (KPB) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menetapkan harga hasil perkebunan karet dan kelapa sawit petani naik per 1 April 2021, sehingga dapat mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat desa di tengah pandemi COVID-19.
"Hari ini pertanian memiliki nilai strategis yang bisa dikembangkan untuk perbaikan ekonomi petani," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kepulauan Babel, Irman di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan berdasarkan data KPB Babel per 1 April 2021, harga karet di tingkat kabupaten naik menjadi Rp8.000 sampai Rp9.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp6.000 per kilogram. Sementara itu, harga karet tingkat provinsi naik menjadi Rp9.000 sampai Rp12.000 dari harga sebelumnya berkisar Rp7.000 sampai Rp9.000 per kilogram.
Demikian juga harga kelapa sawit di tingkat petani naik menjadi Rp1.800 sampai Rp1.900 dari harga sebelumnya Rp1.500 per kilogram. Harga kelapa sawit di tingkat pabrik naik menjadi Rp2.100 per kilogram dari Rp1.900 per kilogram.
"Kenaikan harga karet dan kelapa sawit ini berdasarkan hasil kesepakatan bersama antara pemerintah daerah dan perusahaan perkebunan dan petani daerah ini," katanya.
Menurut dia kenaikan harga hasil perkebunan petani membuktikan bahwa arahan yang dikeluarkan oleh Gubernur Erzaldi untuk program pertanian sejak 2018, terjawab dan menampakkan hasil.
"Sejak 2018 Gubernur Erzaldi membuat program bagi Dinas Pertanian untuk memberikan sekaligus membantu seluruh petani lada mulai dari benih, pupuk, dibantu oleh pemerintah provinsi," katanya.
Ia menyatakan petani patut bersyukur karena komoditas pertanian khususnya perkebunan ini mengalami perbaikan harga, seperti lada, karet dan kelapa sawit, sehingga dapat membantu perekonomian petani dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Ini merupakan sebuah proses yang sudah mulai tampak hasil yang positif dalam mendorong perekonomian masyarakat desa," katanya.