Tokyo (ANTARA) - Perayaan Hari Natal di berbagai belahan dunia pada Kamis diwarnai doa untuk mewujudkan perdamaian di wilayah-wilayah yang dilanda konflik, termasuk Palestina dan Ukraina.
Di Kota Betlehem, Tepi Barat, berbagai acara perayaan kembali digelar di tempat kelahiran Yesus untuk pertama kalinya dalam tiga tahun menyusul pengumuman gencatan senjata di Gaza antara Israel dan Hamas.
Kendati lampu Natal kembali bersinar di kota kuno tersebut, penduduk setempat mengaku bahwa luka batin mereka masih belum sembuh.
Ahmed Joseph (40) mengatakan pembantaian di Gaza hingga kini masih berlangsung, dan hati banyak orang dipenuhi dengan kesedihan.
"Saya berdoa agar perdamaian segera datang, sehingga semua orang berbahagia, terlepas dari agama atau warna kulit mereka," kata pria Muslim tersebut.
Sementara itu, keluarga dari tentara Ukraina yang berada di medan perang merindukan kebersamaan karena perang dengan Rusia terus berlanjut.
Pada Malam Natal di Biara Kubah Emas St. Michael di Kiev, Ukraina para jemaat berkumpul untuk melakukan misa di katedral yang hanya diterangi cahaya lilin. Akibat pemadaman listrik, suhu di dalam ruangan turun hingga minus 7 derajat Celcius.
Svitlana (46) menangisi putranya yang berusia 21 tahun yang berada di garis depan. "Saya hanya berharap perdamaian segera datang. Saya ingin anak saya menikmati hidupnya", katanya.
Sementara itu, pada misa di Basilika Santo Petrus di Kota Vatikan, Paus Leo XIV meminta sekitar 6.000 jemaat untuk menjadi "para pembawa perdamaian".
Sumber: Kyodo
