Beijing, 8/2 (Antara Babel/AFP) - Kementerian Pertahanan China pada Jumat membantah kapalnya terlacak radar salah satu kapal patroli Jepang dan menganggap Tokyo terlalu berlebihan dalam memberitakan perihal itu.

        Pernyataan tersebut keluar setelah pekan lalu Jepang mengklaim pihaknya mendeteksi kapal China yang masuk teritorialnya dan beberapa pengamat menganggapnya memiliki potensi ke arah konflik bersenjata.

        Hubungan Jepang dan China memburuk sejak Tokyo menasionalisasi pulau sengketa Senkaku atau Diayoyus.

        Pada 19 dan 20 Januari Kemhan China mengatakan kapal China yang tertangkap radar Jepang sedang melakukan operasi perairan seperti biasanya.

        Pernyataan itu menampik anggapan Beijing melakukan tindakan konfrontatif terhadap kapal Jepang.

        "Pernyataan Jepang menentang fakta-fakta yang ada. Tokyo membuat pernyataan mengenai informasi yang tidak berdasar kepada media. Pemerintahan negara itu mengeluarkan pernyataan tidak bertanggungjawab yang menyatakan China memberikan ancaman," kata  Kemlu China.

        China menuding Jepang melakukan tindakan sembarangan dan menyesatkan opini publik internasional.

        Pada Kamis Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera mengatakan terdeteksinya kapal China merupakan sebuah bentuk ancaman bagi negaranya. Di sisi lain insiden itu dapat dimanfaatkan sebagai awal pembicaraan kedua negara.

        Hubungan kedua negara memanas sejak Jepang menasionalisasi kepulauan sengketa yang memicu kemarahan Beijing dan demonstrasi massa di berbagai tempat di China.

        Pemerintahan Negeri Tirai Bambu itu terkesan membiarkan aksi massa itu. Pada umumnya demonstrasi di China selalu dihalang-halangi oleh aparat.

        Beijing kerap mengirimkan kapal dan pesawatnya di kawasan kepulauan Senkaku atau Diaoyus meski tak pernah terjadi pertempuran bersenjata.

        Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyesalkan terjadinya insiden terdeteksinya kapal China di kawasannya.

        Dia menyebutnya sebagai tidakan berbahaya dan provokatif serta perlunya dilakukan pembicaraan dari kedua belah pihak.

        "Kami tidak akan pernah menutup pintu dialog karena hal itu sangat penting dilakukan," kata Abe.

        "Saya berharap China kembali membuka diri terhadap kemitraan strategis kami."
   Kawasan pulau sengketa itu juga melibatkan Taiwan karena Senkaku atau Diaoyus karena diperkirakan memiliki cadangan mineral berlimpah.

Pewarta:

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013