Jumlah pembudidaya ikan kerapu menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA) di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencapai 107 orang meningkat dibandingkan sebelumnya hanya berkisar 90 pembudidaya saja.
"Jumlah pembudidaya terakhir yang kami data ada sebanyak 107 pembudidaya memang terjadi peningkatan namun masih akan kami terus data lebih lanjut," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Belitung, Rekie Irawan di Tanjung Pandan, Kamis.
Menurut dia, meningkatnya jumlah pembudidaya tersebut tidak terlepas dari potensi perairan Belitung yang mendukung dan nilai ekonomi budidaya kerapu yang menjanjikan sebagai salah satu komoditi ekspor andalan daerah itu.
"Maka dari itu kami harapakan para pemubudidaya ikan kerapu untuk tidak main-main dan serius karena usaha ini padat modal dan potensi serta nilai ekonominya tinggi," ujarnya.
Ia menambahkan, rata-rata para pembudidaya kerapu di daerah itu telah menjalankan usahanya selama kurang lebih dua tahun dan telah beberapa kali panen.
Hasil panen kerapu, lanjut Rekie, saat ini masih ditampung oleh satu pengumpul kemudian diekspor menuju negara Hong Kong melalui kapal pengangkut yang singgah ke wilayah itu.
"Sampai Maret 2021 ekpsor kerapu hidup ke Hong Kong mencapai 24 ton atau tercatat sebanyak empat kali pengiriman," katanya.
Pihaknya menargetkan pada tahun 2021 ekpsor ikan kerapu hidup dari Belitung menuju Hong Kong meningkat menjadi 200 ton dari tahun sebelumnya hanya mencapai 95 ton.
"Kami targetkan 200 ton karena stok di pembudidaya saat ini masih banyak yang tertahan tidak terkirim akibat pandemi COVID-19 kemarin," ujar Rekie.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Jumlah pembudidaya terakhir yang kami data ada sebanyak 107 pembudidaya memang terjadi peningkatan namun masih akan kami terus data lebih lanjut," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Belitung, Rekie Irawan di Tanjung Pandan, Kamis.
Menurut dia, meningkatnya jumlah pembudidaya tersebut tidak terlepas dari potensi perairan Belitung yang mendukung dan nilai ekonomi budidaya kerapu yang menjanjikan sebagai salah satu komoditi ekspor andalan daerah itu.
"Maka dari itu kami harapakan para pemubudidaya ikan kerapu untuk tidak main-main dan serius karena usaha ini padat modal dan potensi serta nilai ekonominya tinggi," ujarnya.
Ia menambahkan, rata-rata para pembudidaya kerapu di daerah itu telah menjalankan usahanya selama kurang lebih dua tahun dan telah beberapa kali panen.
Hasil panen kerapu, lanjut Rekie, saat ini masih ditampung oleh satu pengumpul kemudian diekspor menuju negara Hong Kong melalui kapal pengangkut yang singgah ke wilayah itu.
"Sampai Maret 2021 ekpsor kerapu hidup ke Hong Kong mencapai 24 ton atau tercatat sebanyak empat kali pengiriman," katanya.
Pihaknya menargetkan pada tahun 2021 ekpsor ikan kerapu hidup dari Belitung menuju Hong Kong meningkat menjadi 200 ton dari tahun sebelumnya hanya mencapai 95 ton.
"Kami targetkan 200 ton karena stok di pembudidaya saat ini masih banyak yang tertahan tidak terkirim akibat pandemi COVID-19 kemarin," ujar Rekie.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021