Koba (Antara Babel) - Nelayan di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, kesulitan turun ke laut untuk mencari ikan karena angin kencang dan gelombang tinggi sehingga berpengaruh terhadap perekonomian mereka.

"Sekarang musim angin Barat, cuaca cukup ekstrem dan gelombang tinggi sehingga banyak nelayan yang tidak berani turun melaut karena khawatir dihantam badai," kata Badrun, seorang nelayan di Bangka Tengah, Sabtu.

Ia menjelaskan, sekarang ini sejumlah nelayan memilih memarkirkan kapal mereka dan disibukkan aktivitas memperbaiki alat tangkap yang rusak agar bisa digunakan kembali apabila cuaca di laut sudah mulai tenang.

"Namun sebagian nelayan juga mengaku risau karena kebutuhan pokok mereka sudah mulai menipis akibat tidak bisa melaut, apalagi sebagian besar nelayan mengandalkan hasil tangkapan untuk menopang perekonomian," ujarnya.

Ia mengatakan, sebagian nelayan yang memiliki kapal berukuran besar tetap memaksakan diri turun ke laut menangkap ikan kendati berhadapan dengan angin sedikit kencang dan gelombang tinggi.

"Namun mereka tidak berani melaut lebih jauh ke tengah mengingat cuaca buruk, sehingga hasil tangkapan jauh berkurang jika dibandingkan saat cuaca bagus," ujarnya.

Sugiman, nelayan yang lainnya mengaku musim angin Barat memang terjadi setiap tahun dan nelayan memang banyak tidak melaut sehingga harus meminjam atau "ngutang" di koperasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Itu sudah biasa dilakukan nelayan, nanti utang tersebut dibayar saat nelayan kembali melaut dan membawa hasil tangkapan pulang," ujarnya.

Namun sekarang kata dia, nelayan sedikit terbantu karena ada bantuan sembilan bahan pokok (sembako) dari pemerintah daerah untuk meringankan beban ekonomi masyarakat saat tidak melaut.

"Bantuan sembako tersebut cukup membantu, setidaknya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama nelayan tidak melaut," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015